Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro) mampu mencapai total aset Rp10,44 triliun sepanjang kuartal III/2016.
Direktur Operasional dan Keuangan BRI Agro Zainuddin Mappa mengatakan capaian tersebut karena pihaknya mampu mengoptimalkan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit melalui pengendalian kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
"Kami sangat selektif dalam memilih debitur. Itu alasan kenapa kredit kami optimal," katanya di Jakarta, Senin (7/11/2016).
Hingga September 2016, outstanding kredit BRI Agro mencapai Rp7,6 triliun. Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya angka tersebut meningkat sebesar 35%. Kredit sektor pertanian masih mendominasi sebesar 40%. Sedangkan beberapa yang lain adalah perdagangan, jasa dunia usaha dan perindustrian.
Dari sisi laba, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. ini mampu mencetak laba bersih senilai Rp82 miliar. Angka ini meningkat 55% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada September 2015 laba BRI Agro sebesar Rp53 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut didukung oleh pendapatan bunga yang naik 19% year on year (y-o-y) dari posisi Rp578 miliar pada September 2015 menjadi Rp690 miliar pada September 2016.
Selain itu fee based income (FBI) dan pendapatan operasional juga tumbuh signifikan sebesar 53%. Sepanjang kuartal III ini FBI dan pendapatan operasional menyumbang senilai Rp67 miliar.
DPK BRI Agro per September 2016 sebesar Rp8,3 triliun. Angka ini naik 44% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dana mahal atau deposito masih mendominasi senilai Rp7,3 triliun. Sedangkan sisanya adalah tabungan senilai Rp395 miliar dan giro senilai Rp521 miliar.
Kedepannya perseroan akan berupaya memperbanyak dana murah (current account and saving account/CASA) untuk menekan biaya dana. Salah satunya lewat peluncuran produk tabungan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel