Bisnis.com,JAKARTA--Lesunya permintaan kredit sepanjang 2016 tak membuat bank-bank kecil pesimistis. Mereka tetap gencar menambah modal agar bisa lebih ekpansif tahun depan.
Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan per September 2016 menunjukkan modal inti bank umum kelompok usaha (BUKU) I mulai meningkat dari posisi Agustus senilai Rp12,45 triliun menjadi Rp12,53 pada September 2016.
Meskipun demikian jika dibanding Januari 2016 angka tersebut turun sebanyak Rp4,18 triliun.
Direktur Utama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) Sasmaya Tuhuleley mengaku optimistis dengan prospek bisnis tahun depan. Apalagi dengan tambahan dana segar hasil penerbitan surat utang (obligasi) senilai Rp170 miliar akhir tahun ini.
"Kalau target dana tersebut bisa tercapai saya yakin bakal cukup untuk dipakai ekspansi kredit selama setahun," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Tahun depan BKE akan masuk ke beberapa bisnis baru. Salah satunya kredit kepemilikan rumah (KPR). Untuk segmennya, BKE akan membiayai pembelian rumah seharga Rp300 juta ke bawah.
PT Bank Andara juga tak mau kalah. Pasca mendapat tambahan modal dari investor asal Korea Selatan, APRO Financial Co. Ltd., mereka memasang target pertumbuhan kredit di atas 30% tahun depan.
Direktur Utama Bank Andara Darwin Wibowo mengatakan untuk tahun ini saja pertumbuhan kredit perseroan sudah di atas 25%. Dengan suntikan dana segar dari APRO Financial Co. Ltd selaku investor baru pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai.
"Dengan adanya tambahan modal tentu kami tidak bisa menyimpannya terus. Harus berekspansi tahun depan. Kalau target di atas 30% harusnya bisa tercapai," katanya.
Sebagai informasi, Andara sudah resmi diakuisisi oleh APRO melalui mekanisme pembelian saham baru sebesar 40%. Investor asal Korea Selatan ini menggelontorkan dana senilai Rp450 miliar.
Sementara itu PT Bank Syariah Bukopin (BSB) juga rencananya bakal mendapatkan suntikan modal dari pemegang sahamnya, yakni PT Bank Bukopin Tbk. yang juga menjadi induk perusahaan.
Direktur Utama BSB Riyanto mengatakan akhir tahun ini ada setoran pemegang saham untuk meningkatkan modal inti perseroan. Modal inti BSB sekitar Rp750 miliar dan tahun ini ada tambahan modal sekitar Rp100 miliar.
Selain tambahan dana segar dari pemegang saham, BSB juga tengah menjajaki partner strategis dengan calon investor yang berasal dari luar negeri. Beberapa investor asal Timur Tengah dan Malaysia disebutkan ada yang menjalin komunikasi dengan perseroan.
Apabila investor baru telah masuk, dia menyebut ada potensi suntikan modal baru yang masuk di atas Rp1 triliun dan secara otomatis akan naik kelas ke BUKU II.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel