Trump Akan Hentikan Kesepakatan AS-Kuba

Bisnis.com,29 Nov 2016, 14:50 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Pemandangan ibu kota Kuba, Havana./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA--Donald Trump mengancam akan membatalkan kesepakatan antara Amerika Serikat dan Kuba jika dia resmi menjabat presiden pada Januari mendatang.

Presiden terpilih itu mengatakan bahwa keputusannya tersebut tergantung dari keinginan pemerintah Havana untuk memperbaiki hubungannya dengan rakyat Kuba yang tinggal di Amerika Serikat maupun dengan rakyat AS.

Pemulihan hubungan diplomatik kedua negara, hingga dibukanya kembali kedutaan besar masing-masing, telah diupayakan oleh Presiden Barack Obama. Presiden itu berkunjung ke ibu kota Havana pada Maret 2016.

Namun Trump menulis pesan di Twitter yang mengancam akan menghentikan kesepakatan itu. Ancaman tersebut disampaikannya setelah ribuan warga Kuba antri berbaris untuk menyampaikan penghormatan terakhir kepada salah seorang pemimpin revolusi Kuba, Fidel Castro, yang meninggal dunia, Jumat (25/11/2016).

"Jika Kuba tidak membuat kesepakatan yang lebih bagi rakyat Kuba, warga Kuba/Amerika, dan Amerika Serikat secara keseluruhan, saya akan menghentikan kesepakatan," ujarnya sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (29/11/2016).

Pada masa-masa akhir kampanye, calon Partai Republik itu berjanji akan mengkaji kebijakan pemerintahan Obama atas Kuba.

Namun di masa awal kampanye dia pernah mengaku tidak punya masalah dengan kebijakan atas Kuba.

"Lima puluh tahun sudah cukup, kawan-kawan," katanya dalam debat TV.

Presiden Obama bertemu dengan Presiden Raul Castro dalam kunjungannya ke Havana pada Maret 2016.

Beberapa jam setelah Fidel Castro meninggal, Trump menyebutnya sebagai seorang diktator yang brutal walau pernyataan itu tidak menyinggung janji tentang Kuba pada masa kampanye.

Dalam kunjungan bersejarahnya ke Kuba, Presiden Obama mengatakan perubahan akan terjadi di Kuba dan Presiden Raul Castro, adik Fidel Castro, memahaminya.

Hubungan AS dan Kuba terputus sejak tahun 1961, pada masa Perang Dingin antara negara-negara komunis dan kapitalis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini