Pasca Brexit: Ini Beban Berat Industri Otomotif Inggris

Bisnis.com,30 Nov 2016, 17:32 WIB
Penulis: Yusran Yunus
Taksi di London. /wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit), tampaknya membawa pengaruh besar terhadap industri otomotif.

Aksi tersebut dinilai mampu menaikkan harga rata-rata mobil impor di Inggris hingga 1.500 poundsterling atau setara US$1.873 jika negara tersebut kehilangan akses bebas tarif untuk Uni Eropa.

Society of Motor Manufacturers and Traders menyatakan bahwa aksi Brexit tersebut dapat menambah beban bagi industri otomotif serta para konsumen sebanyak 4,5 miliar poundsterling per tahun.

Tarif atas impor mobil setidaknya menambah biaya hingga 2,7 miliar poundsterling per tahun  dan mungkin para pembeli di Inggris harus menanggung kelebihan biaya tersebut jika para produsen otomotif tidak mampu menyerapnya.

Tidak hanya itu, ekspor dari Inggris ke negara-negara Uni Eropa juga dikenai biaya tambahan lainnya hingga 1,8 miliar poundsterling.

Uni Eropa akan mengaplikasikan standar tarif impor 10% seperti yang telah ditentukan oleh World Trade Organization jika Inggris dan Uni Eropa tidak mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan di tengah aksi Perdana Menteri Theresa May yang akan mengekang imigrasi.

Pihak Uni Eropa menyatakan bahwa Inggris tidak dapat mempertahankan akses single-market jika negara tersebut tidak lagi mengizinkan secara bebas tenaga kerja dari negara-negara Uni Eropa.

"Kau [Inggris] telah mengatakan kepada kami apa yang Anda inginkan: keanggotaan pasar tunggal, konsistensi dalam peraturan, akses pasar global, dan kemampuan perdagangan luar negeri yang bebas dari hambatan dan birokrasi," kata President of European Union, Gareth Jones.

"Namun ini tidak akan mudah. Akan ada prioritas yang bersaing," tambahnya.

Manufaktur otomotif ternama Nissan Motor Co., berkomitmen untuk memproduksi dua model terbaru di pabrik miliknya di Sunderland, Inggris.

Selain itu, Jaguar Land Rover Ltd juga berniat memproduksi mobil listrik di Inggris jika pemerintah mampu mengakomodir suplai energi dan infrastruktur yang memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini