Bisnis.com, JAMBI - Ororitas Jasa Keuangan (OJK) berharap pendirian perusahaan penjaminan kredit daerah (Jamkrida) atau PPKD di Jambi dapat meningkatkan akses pembiayaan di daerah khususnya bagi UMKM dan koperasi.
Plt Direktur Pengawasan Lembaga Keuangan Khusus OJK Irfan S. Sitanggang mengatakan hadirnya Jamkrida diharapkan dapat memigitasi resiko penyaluran kredit macet yang selama ini menjadi alasan terbatasnya akses UMKM terhadap produk perbankan.
OJK mencatat pertumbuhan aset perusahaan penjaminan per Agustus 2016 juga tumbuh positif sebesar Rp14,12 triliun. Angka itu meningkat sebesar Rp9,026 triliun dengan persentase pertumbuhan mencapai 177,2 % dibandingkan dengan 2011 yang hanya sebesar Rp5,094 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 22,62% per tahun.
“Untuk nilai penjaminan juga tumbuh positif, dari 2011-Oktober 2016 pertumbuhan rata-rata pertahunnya mencapai 21%, dengan ekuitas rata-rata diatas 20%. Artinya, Jamkrida ini diterima oleh masyarakat kita,” kata Irfan seusai menghadiri FGD pembentukan PT Jamkrida Jambi, di Hotel Aston Jambi, Rabu (30/11/2016).
Di tempat yang sama, Ahmad Buchori, Kepala Departemen pengawasan IKNB 2B mengatakan berdasarkan data statistik perbankan Indonesia dari OJK dan Bank Indonesia, versi kredit UMKM per Agustus 2016mencapai 18% dari total kredit yang disalurkan perbankan nasional.
“Di provinsi Jambi perkembangan kredit UMKM pada pertengahan kuartal III-2016 meningkat sebesar 7,8% years on year (yoy) dengan total kredit tercatat sebesar Rp 11,0 triliun.
Namun demikian Menurut kajian, ekonomi regional Provinsi Jambi yang dilakukan oleh Bank Indonesia terjadi penurunan pangsa pasar UMKM terhadap total kredit di Jambi pada Kuartal II-2016 sebesar 36,9% menjadi 36,4% pada kuartal berjalan,” kata Buchori.
Menurut Buchori, total kredit UMKM yang disalurkan didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 55,2% dari total kredit UMKM. Diikuti oleh sektor pertanian sebesar 26,1% dan sektor konstruksi sebesar 4,5% dalam sektor pertanian karet dan kelapa sawit masih menjadi komoditas yang mendominasi.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua komoditas ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak terkait untuk dapat terus dikembangkan menjadi potensi daerah.
Ahmad Bukhori mengatakan salah satu hal yang mengakibatkan rendahnya produktivitas UMKM adalah kecilnya permodalan yang dimiliki oleh UMKM. Itu kata dia disebabkan karena sulitnya UMKM memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
“UMKM banyak yang tidak mampu menyediakan agunan sehingga dinilai tidak bankable. Oleh karenanya, kehadiran Jamkrida diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM menyediakan penjaminan atas kredit,” ujar Buchori.
Kepala OJK Perwakilan Jambi Darwisman mengatakan keberadaan lembaga penjaminan menjadi sangat relevan dan strategis dalam memberikan jaminan bagi UMKM dan koperasi sehingga layak untuk memperoleh akses keuangan. Apalagi, resiko bagi Jamkrida untuk melakukan penjaminan di Jambi sangat kecil.
“Tingkat kepatuhan masyarakat kita terhadap pelunasan kredit sangat baik. Ini dilihat dari Rp 30 triliun kredit yang disalurkan bank umum, NPL nya hanya 2,75%. Ini menunjukkan bisnis perbankan di Jambi dalam kondisi sangat baik. Pastinya, ini akan mendukung eksistensi Jamkrida di Jambi,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel