IPO & Rights Issue 2017, Semester Pertama Bakal Sepi

Bisnis.com,01 Des 2016, 02:54 WIB
Penulis: Sukirno
Penggalangan dana dari penjualan saham perdana pada paruh pertama tahun depan diproyeksi sepi seiring dengan perlambatan ekonomi./.

Bisnis.com, JAKARTA--Penggalangan dana dari penjualan saham perdana pada paruh pertama tahun depan diproyeksi sepi seiring dengan perlambatan ekonomi.

Senior Market & Technical Analyst PT Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien, sejumlah faktor masih akan menjadi perhatian pelaku pasar pada tahun depan. Termasuk kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat Donald J. Trump.

"Setidaknya pada kuartal I/2017 tidak akan melihat adanya IPO, kalau emisi obligasi mungkin ada beberapa. Obligasi lebih menarik dibandingkan dengan pasar saham," ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (30/11/2016).

Dia menilai, pada 2017, jumlah penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) tidak akan lebih banyak dari tahun ini. Sedangkan, rights issue dinilai lebih menarik sebagai ajang restrukturisasi utang terutama dari penerbitan saham baru emiten pelat merah.

Sepinya pencatatan saham perdana dinilai menjadi tugas berat bagi otoritas pasar modal. PT Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disarankan lebih agresif dalam menggaet calon-calon emiten.

Pada tahun ini saja, sambungnya, emiten anyar di BEI terbilang sedikit. Persoalannya, likuiditas di pasar modal lebih banyak menyetir investor berbanding terbalik dengan kondisi fundamental yang stagnan.

Berdasarkan data Bloomberg, total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana saham dan penerbitan saham baru lewat rights issue sejak awal tahun hingga akhir November 2016 hanya Rp27,3 triliun. Nilai ini terendah dalam enam tahun terakhir.

Sepanjang tahun berjalan ini terdapat 23 korporasi yang melakukan aksi IPO saham dan rights issue. PT XL Axiata Tbk. menorehkan penggalangan dana terbesar, yakni Rp6,73 triliun. Selanjutnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menggalang dana Rp5,17 triliun dan PT Matahari Deparment Store Tbk. menghimpun Rp3,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini