Inflasi Kalsel Bukan Ditekan Cabai, Tapi Harga Ikan Gabus

Bisnis.com,01 Des 2016, 21:48 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi/Antara Foto

Bisnis.com, BANJARBARU - Berbeda dari banyak daerah lain di Indonesia yang menerima tekanan inflasi yang besar dari harga cabai, Kalsel tercatat lebih dipengaruhi ikan Gabus.

Harga ikan gabus atau lebih dikenal masyarakat Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dengan sebutan ikan Haruan memiliki andil yang tertinggi memengaruhi laju inflasi bulan November 2016.

Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Diah Utami mengatakan, ikan gabus paling tinggi andilnya selain sewa rumah, udang basah, bawang merah dan ikan Papuyu.

"Kemungkinan, ikan Gabus banyak dikonsumsi masyarakat Kalsel selama bulan November baik untuk acara-acara tertentu maupun menu warung sehingga memicu inflasi tertinggi," ujarnya, Kamis (30/11/2016).

Ia mengatakan, inflasi di Kalsel yang merupakan gabungan Kota Banjarmasin dan Kota Tanjung ibu kota kabupaten Tabalong sekitar 300 kilometer dari Banjarmasin, sebesar 0,24%.

Diah menyebutkan, laju inflasi kumulatif 2016 sebesar 2,71% dan laju inflasi "year on year" sebesar 3,99%.

Menurut dia, inflasi di Banjarmasin bulan November sebesar 0,11% dengan laju inflasi kumulatif sebesar 2,83% dan laju inflasi "year on year" 4,14%.

"Inflasi sebesar 0,11% berasal kenaikkan indeks harga konsumen (IHK) pada bulan September sebesar 125,11 menjadi 125,25 yang terjadi pada bulan Oktober," ungkapnya.

Sementara, komoditas mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi antara lain beras, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan kembung dan buah apel.

Disebutkan, di Banjarmasin dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami kenaikkan indeks harga yakni kelompok bahan makanan 0,09%, perumahan, air, listrik 0,33%.

Kelompok sandang 0,10%, kelompok kesehatan 0,44%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,05%, dan kelompok transportasi, komunikasi tidak berubah.

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks harga hanya satu kelompok yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04%.

Sementara di Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 1,85% dengan laju inflasi kumulatif 1,15% dan laju inflasi "year to year" sebesar 2,05%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini