Emas Tak Lagi Berkilau

Bisnis.com,03 Des 2016, 13:06 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Emas./.JIBI-Abdullah Azzam

JAKARTA— Harga emas anjlok ke level terendah dalam 10 bulan terakhir, ditengarai penguatan mata uang dolar Amerika Serikat. 

Komoditas ini pun diperkirakan masih akan melemah hingga penutupan 2016. 

Analis PT Cerdas Indonesia Berjangka Suluh Wicaksono mengungkapkan, pergerakan emas spot sedang dalam tren melemah.

Menurutnya, penyebab memudarnya harga emas karena empat sentimen.

Pertama, rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga telah membuat dolar semakin menguat.

Kedua, munculnya ketidakpastian ekonomi saat pemilihan umum negeri Paman Sam itu dimenangkan oleh Donald J. Trump.

Sejak Trump terpilih jadi Presiden, investor lebih memilih berinvestasi dalam dolar AS yang dianggap sebagai safe haven. Dalam sebulan terakhir, indeks dolar telah mencatatkan peningkatan hingga 4% menuju level 101,28.

“Proyeksi harga emas hingga akhir tahun berpotensi berada di kisaran US$1.158 per troy ounce--US$1.178 per troy ounce. Trennya akan menuju pada level batas bawah,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (2/12).

Ketiga, adanya aksi profit taking dari kalangan investor. Suluh menuturkan, harga emas sempat berada di level tertinggi US$1.375 per troy ounce pada Juli 2016. Setelah emas berada di level tertinggi, sambungnya, banyak kalangan investor yang melakukan aksi jual.

Keempat, emas masih di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis oleh Au tomated Data Processing (ADP) yang berbasis di AS pada Rabu, menunjukkan lapangan kerja baru menguat pada tingkat yang lebih baik dari perkiraan di 216.000 selama November dibandingkan dengan 147.000 selama bulan sebelumnya.

Dia mengungkapkan, emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan j tuh, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.

Kalangan investor sendiri menunggu rencana pengetatan kebijakan moneter pada 13-14 Desember 2016 dalam pertemuan Federal Reserve, karena indikator ekonomi dari ADP Research Institute yang menunjukkan angka penambahan pekerja tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Kepala ekonomi pada Gold Trader and Refiner Australian Bullion Co. Jordan Eliseo mengungkapkan, saat ini harga emas telah diuji ulang mendekati US$1.170 per troy ounce, seiring dengan penguatan dolar.

Jordan menuturkan emas akan berada dalam kondisi bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini