Menpar: Pariwisata Kita Lemah Karena Birokrasi Terlalu Mengikat

Bisnis.com,05 Des 2016, 20:08 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Menteri Pariwisata Arief Yahya/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta agar para sumber daya manusia di bidang kepariwisataan, khususnya di lingkungan Kementerian Pariwisata untuk mampu bergerak dengan cepat untuk meningkatkan daya saing. 

Dia mengungkapkan dalam hal daya saing, ada empat faktor yang berpengaruh yakni diferensiasi, destinasi, fokus segmentasi pasar serta speed. 

"Dalam diferensiasi dan destinasi, negara kita sangat bagus, tetapi kelemahan kita adalah dalam fokus dan speed. Harus diakui kita sangat lemah karena birokrasi yang mengikat dan banyak aturan," katanya, Senin (5/12/2016). 

Hal ini dikatakan Arief saat membuka pelatihan Win Way Champions bagi pejabat Eselon IV di lingkungan Kemenpar. Pelatihan yang digelar Asdep Pengembangan SDM Aparatur, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata tersebut telah berlangsung sejak 28 November 2016.

Arief menambahkan, dalam hal kemudahan berbisnis, ranking Indonesia terbilang sangat buruk. Berdasarkan laporan travel and tourism competitiveness index yang dilansir World Economic Forum 2015, Indonesia berada di ranking 50 dari 141 negara. 

"Birokrasi kita sudah tidak sesuai dengan bisnis yang ada. Poin saya harus meningkatkan speed agar bisa bersaing dengan negara lain. Kalau Indonesia terus lelet seperti ini, orang akan pergi ke Singapura, Thailand, Malaysia dan bahkan Vietnam," ujarnya. 

Pemerintah menetapkan sejumlah target pariwisata 2019 antara lain berkontribusi pada PDB nasional sebesar 15%, menghasilkan devisa Rp240 triliun, membuka 13 juta kesempatan kerja, dan menarik 20 juta wisman dan 275 wisatawan nusantara serta meraih ranking 30 dunia dalam hal daya saing pariwisata. 

Target wisman tersebut dua kali lipat dari realisasi 2014, yang hanya berjumlah 9 juta kunjungan. Capaian wisman Indonesia saat itu jauh tertinggal dibandingkan Malaysia (27,4 juta), Thailand (24,8 juta), atau Singapura (15,1 juta).

Untuk mengalahkan kompetitor Malaysia, menurut Arief Yahya, dibutuhkan strategi yang jitu terutama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di kalangan aparatur Kemenpar. 

Pelatihan Win Way Champions (WWC) menampilkan sejumlah nara sumber sebagai motivator dan pakar marketing antara lain Yuswohady, Goenawan Loekito, dan Tung Desem Waringin. 

Para nara sumber ini memberikan motivasi serta pelatihan sebagai best practice dengan mengambil sejumlah case study antara lain Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, low cost tourism, dan case study Thailand.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini