Bisnis Properti di Bali Masih Terhambat

Bisnis.com,06 Des 2016, 14:27 WIB
Penulis: Natalia Indah Kartikaningrum
Ilustrasi pembangunan apartemen/Reuters

Bisnis.com, DENPASAR--Bisnis properti di Provinsi Bali masih menghadapi berbagai tantangan kedepan.

Teguh Setiadi, Kepala Tim Advisory dan Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, mengatakan masih menguatnya ketidakpastian global, pasca terpilihnya Donald Trump, dan brexit menjadi salah satu tantangan properti Bali kedepan.

“Selain itu, potensi kenaikan harga minyak dunia yang akan mempengaruhi kenaikan harga bahan bangunan dan pengembangan 10 destinasi wisata baru di Indonesia selain Bali yang akan berpotensi mengalihkan alternatif investasi properti di Bali menjadi tantangan bisnis properti Bali yang harus dihadapi kedepan,” paparnya di Denpasar, Selasa (6/12/2016).

Dia menambahkan, tantangan lainnya yang dihadapi diantaranya harga tanah yang relatif masih tetap tinggi serta meningkatnya non performing loan (NPL) kredit pemilikan rumah (KPR) perbankan.

“Sedangkan berbagai peluang bisnis properti di Bali kedepan diantaranya telah turunnya policy rate Bank Indonesia sepanjang 2016 yang sebesar 1,5%. Kemudian pelonggaran kebijakan LTV yang kedua, telah mulai turunnya tingkat suku bunga kredit bank, dan masih terdapat potensi calon konsumen untuk properti yang terindikasi dari backlog rumah yang masih tinggi,” paparnya.

Beberapa peluang lainnya untuk meningkatkan bisnis properti di Bali yaitu mulai berkembangnya industri pariwisata di beberapa bagian wilayah di Bali seperti Bali Utara, Bali Barat, dan Bali Timur, serta masih tersedianya beberapa lahan non produktif di beberapa wilayah Bali. “Semakin berkembangnya skema pembiayaan properti oleh bank dengan jangka waktu dapat mencapai 20 tahun serta kebijakan tax amnesty juga menjadi peluang peningkatan properti Bali kedepan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini