DPR: Jadikan Kelas Dunia, Pertamina Harusnya Tak Diintervensi

Bisnis.com,07 Des 2016, 16:10 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Pertamina/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Inas Nasrullah Zubir  mengatakan bahwa salah satu syarat agar PT Pertamina (Persero) bisa menjadi perusahaan energi kelas dunia adalah dengan menghilangkan intervensi pejabat negara.

"Kalau masih diobok-obok terus oleh pejabat negara yang punya kepentingan personal atau golongan jangan harap Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia," ujarnya. 

Inas mengungkapkan selama ini publik tahu bahwa Pertamina harus menghadapi berbagai intervensi operasional. Sedangkan pada sisi lain perusahaan pelat merah itu juga menghadapi inkonsistensi sikap pemegang saham/pemerintah untuk mendukung Pertamina.

Menurutnya, negara penghasil minyak dan gas bumi lain, seperti Malaysia, Brasil, Thailand, dan Norwegia, berhasil menjadikan perusahaan migas nasional mereka berkelas dunia hanya dalam waktu 20 tahun .

"Predikat itu dapat dicapai berdasarkan kesadaran bahwa energi dari migas sangat strategis dan perlu punya BUMN migas berkelas dunia untuk dapat menjamin kesinambungan pasokan dan mengamankan ketahanan energi," kata Inas, Rabu (7/12/2016).

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong Pertamina untuk terus meningkatkan kapasitas pengolahan minyak. "Umumnya NOC (national oil company) memiliki kapasitas storage dua kali kebutuhan nasionalnya. Ini yang harus didorong ke Pertamina," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian BUMN terus mendorong agar Pertamina menjadi BUMN kelas dunia. Salah satu caranya lewat investasi di sektor hilir energi.

Menteri BUMN Rini Soemarno pernah berkomentar, sebagai pemegang saham, tentu pihaknya mendorong Pertamina untuk bisa lebih banyak investasi dan ekspansi, terutama bekerja sama dengan pihak luar.

Rini menjelaskan dalam 2-3 tahun ini kinerja keuangan Pertamina masih cukup baik, bahkan tergolong kuat, sehingga, memiliki kemampuan untuk menopang bisnisnya di luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini