Bisnis.com, DENPASAR—Penyaluran kredit kendaraan bermotor atau KKB di Bali pada triwulan III/2016 tercatat masih mengalami kontraksi -10,07% (yoy), lebih dalam dari periode sebelumnya sebesar -8,08% (yoy).
Dikutip dari Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Bali, Selasa (13/12/2016), dari hasil hasil survei dan liaison diketahui bahwa, kontraksi tersebut disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat untuk belanja kendaraan, sehingga perkembangan terakhir menunjukkan konsu¬men lebih cenderung membeli mobil secara tunai dengan harga yang lebih murah.
Dilihat dari jenis kendaraan yang dibeli, kendaraan roda dua (motor) masih mengalami kontraksi pertumbuhan dari sebesar -12,83% (yoy) pada triwulan II/2016 menjadi sebesar -15,51% (yoy) pada triwulan III/2016.
Adapun kontraksi pada pembiayaan pembelian kendaraan roda empat (mobil) semakin dalam dan terkontraksi hingga -10,21% (yoy).
Namun, meskipun KKB pertumbuhan kreditnya mengalami kontraksi, tetapi rasio kredit bermasalah atau NPL gross kredit ini relatif rendah, pada kisaran 0,57%. Bahkan angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,64%.
Sumbangan rasio kredit bermasalah tersebut dari KKB mobil mencatat NPL yang sangat rendah sebesar 0,47%. NPL tertinggi yang dimiliki oleh kendaraan roda dua (motor) yang tercatat sebesar 2,34%, tetapi tetap lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,74%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel