Bisnis.com, JAKARTA--PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life) secara bertahap mengurangi porsi investasi pada instrumen deposito untuk dialihkan kepada instrumen investasi lainnya.
Direktur Utama BCA Life Christine Setyabudhi mengatakan pengurangan porsi investasi pada instrumen deposito dilakukan sebagai upaya penempatan investasi untuk mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Dia menuturkan, sebelumnya hampir seluruh investasi ditempatkan pada instrumen deposito lantaran pihaknya masih membutuhkan dana yang likuid untuk pengembangan operasional perusahaan yang baru beroperasi pada 2014 lalu.
“Saat ini porsi investasi deposito sudah turun menjadi sekitar 50%. Dananya kemudian kami investasikan ke instrumen SBN [Surat Berharga Negara], dan obligasi korporasi,” kata Christine kepada Bisnis, Jumat (16/12/2016).
Menurutnya, penempatan investasi pada instrumen SBN dilakukan untuk memenuhi ketentuan Peraturan OJK atau POJK No.1/2016 tentang Investasi Surat Berharga Negara Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.
Dalam beleid itu disebutkan bahwa perusahaan asuransi jiwa diwajibkan memenuhi batas minimum investasi pada instrumen SBN sebesar 20% hingga akhir 2016. Kemudian, porsinya akan ditingkatkan menjadi 30% pada akhir 2017.
Christine menyatakan saat ini pihaknya telah memenuhi ketentuan tersebut dengan porsi investasi SBN sebesar 22%. Menurutnya, untuk memenuhi ketentuan di tahun depan, pihaknya tengah mempertimbangkan untuk memenuhinya melalui penempatan investasi pada obligasi BUMN infrastruktur.
Terkait pendapatan premi, sampai dengan November 2016 BCA Life berhasil membukukan premi Rp287,64 miliar atau tumbuh 193% secara yoy. Realisasi itu juga melampaui target awal yang ditetapkan perseroan yang memperkirakan bisa membukukan premiRp250 miliar hingga akhir 2016.
Pertumbuhan pendapatan premi dan hasil investasi juga berhasil dicatatkan PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Sampai dengan Oktober 2016, perusahaan asuransi jiwa berpelat merah itu telah membukukan pendapatan premi Rp14,14 triliun atau tumbuh 82,77%.
Selain pendapatan premi yang tumbuh signifikan, hasil investasi Jiwasraya juga tumbuh tinggi yaitu mencapai 473,39% secara yoy. Pada Oktober 2016 hasil investasi perusahaan mencapai Rp2,5 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hasil investasi hanya Rp436 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel