Bisnis.com, JAKARTA-Bank Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah yang tepat guna mengantisipasi dampak negatif dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (the Fed).
Iman Nugroho Soeko, Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN), mengatakan salah satu yang perlu diperhatikan adalah likuiditas bank dalam negeri.
Menurutnya, fasilitas transaksi repo yang disediakan BI untuk memudahkan likuiditas mengalir dari bank yang surplus ke bank yang kekurangan dinilai hanya bersifat jangka pendek.
"Fasilitas tersebut kurang memberi stimulus kepada bank untuk berbagi likuiditas," katanya kepada Bisnis.com di Jakarta, Senin (19/12/2016).
Dia mencontohkan kebijakan di Singapura dan Hong Kong yakni pinjaman di atas satu tahun kepada bank yang didasarkan pada perjanjian kredit bisa dipertimbangkan sebagai pinjaman.
Hal ini akan mendorong bank yang LDR-nya rendah mau memberi pinjaman kepada bank yang LDR-nya tinggi. "Sehingga likuiditas yang menumpuk di BI bisa tersalurkan ke perbankan dan perang suku bunga memperebutkan DPK bisa lebih di minimalisir," imbuhnya.
Direktur Utama PT Bank MNC Internasional Tbk. Benny Purnomo berharap BI dapat tetap menjaga kestabilan makro ekonomi dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung hal tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel