Bisnis.com, JAKARTA – Bank of Japan meningkatkan penilaian terhadap ekonominya, sementara tetap mempertahankan kebijakan moneternya pertama kali sejak kemenangan Donald Trump sebagai Presiden terpilih AS.
Seperti dilansir Bloomberg (20/12/2016), BOJ mempertahankan tingkat suku bunga negatif 0,1% untuk sejumlah cadangan bank (bank reserves) serta kembali berkomitmen mempertahankan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun di kisaran 0%.
Bank sentral Jepang tersebut memprediksi berlanjutnya tren pemulihan yang moderat menyusul kenaikan pada ekspor, perbaikan pada sentimen bisnis, serta ketahanan pada konsumsi swasta.
Akan tetapi, ekspektasi inflasi tetap dalam fase yang melambat dengan risiko terhadap prospek ke depan termasuk perkembangan pada ekonomi China dan AS, serta ketidakpastian Brexit dan geopolitik.
Mayoritas Ekonom dalam survey menyatakan tidak melihat adanya langkah pelonggaran tambahan sebelum Gubernur Haruhiko Kuroda mengundurkan diri pada April 2018.
“Tidak perlunya lebih banyak pelonggaran bukan berarti BOJ bebas dari masalah. Mereka menyebutkan dapat mengendalikan pasar obligasi dan pasar telah memberi mereka tantangan,” ujar Naomi Muguruma, Ekonom pasar senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.
Pemerintah Jepang hari ini juga telah merilis prediksi kenaikan produk domestik bruto (PDB) real sebesar 1,5% pada tahun fiskal mendatang yang dimulai 1 April.
Adapun, pertumbuhan nominal akan naik menjadi 2,5% sedangkan harga konsumen secara keseluruhan akan naik 1,1%.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso menyatakan bahwa nilai anggaran awal pemerintah untuk tahun depan akan mencapai 97,5 miliar yen (US$830 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel