Kinerja Sektor Migas di Riau Diklaim Terus Meningkat

Bisnis.com,21 Des 2016, 18:38 WIB
Penulis: Gemal Abdel Nasser P.
Ilustrasi blok migas/Antara

Bisnis.com, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau mencatat kinerja sektor minyak bumi di daerah itu terus menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir, meski harga minyak bumi sempat anjlok ke level terendah.


Dominasi sektor migas terhadap perekonomian daerah sesuai dengan Produk Domestik Bruto (PDRB) daerah itu tercatat menapai 24,73% pada 2011, terus meningkat pada tahun 2012 mencapai 25,46%.

Adapun pada 2013 mencapai 26,57%, 2014 mencapai 27,53% dan 2015 mencapai 28,26%. Pada tahun ini, pertumbuhan diprediksi menyentuh 29% meski pemerintah belum merilisinya secara resmi.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan kinerja migas menunjukkan tren positif hingga tahun ini meski harga gas sempat jatuh ke level terendahnya. Sejumlah perusahaan juga belum eksporasi dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada.

“Tahun ini, dominasi migas akan tercatat meningkat menjadi sekitar 29%. Tahun depan akan meningkat mencapai 30%,” kata Andi Rachman, Rabu (21/12/2016).

Riau merupakan daerah sentra minyak bumi dan gas dengan presentase mencapai 40% dari produksi migas nasional. Riau memilik 8 blok migas dengan beberapa kontraktor kontrak kerja sama dari beberapa perusahaan luar negeri dan dalam negeri.

Beberapa perusahaan itu seperti PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina, PT Energi Mega Persada dan perusahaan daerah seperti PT Bumi Siak Pusako dan PT Sarana Pembangunan Riau Langgak.

Pemprov Riau mencatat total produksi migas di Riau mencapai 133 juta barel selama satu tahun.

Andi Rachman mengatakan perusahaan migas di Riau harus proaktif kepada pemerintah agar pencapaian produksi bisa mencapai sesuai dengan target lifting yang ditetapkan oleh SKK Migas. Target lifting migas nasional meningkat 825.000 barrel per hari untuk tahun depan, meningkat dari tahun ini yang hanya 825.000 BPH.

Namun, Riau yang masih bergantung dengan minyak bumi tersebut harus mampu mengurangi ketergantungannya dengan sektor tersebut. Karenaharga minyak masih fluktuaktif dan masih bergantung dengan pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini