JNE: Harbolnas 2016 Tak Sesuai Harapan Jasa Kurir

Bisnis.com,22 Des 2016, 16:42 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Kantor JNE/Istimewa

Bisnis.com, NUSA LEMBONGAN – PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir mengakui Hari Belanja Online 2016 ternyata tidak mendongkrak bisnis jasa kurir sesuai prediksi yang diharapkan.

Komisaris PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), Johari Zein menyatakan Hari Belanja Online (Harbolnas) 2016 yang berlangsung pada tanggal 12 Desember – 14 Desember 2016 lalu tidak seramai euphoria Harbolnas 2015.

“Kami tidak tahu mengapa demikian, karena itu juga bukan pekerjaan kami. Namun hasil itu justru membuat kami menjadi korban,” ungkap Johari di Nusa Lembongan, Bali, Kamis (22/12).

Dia menyatakan, JNE tetap optimis bisnis jasa kurir tetap eksis jika mengkaji hasil survei beberapa lembaga, termasuk hasil survei yang pernah dirilis oleh google.com dan lembaga keuangan Temasek, bahwa ada potensi bisnis e-commerce US$88 miliar pada 2025 yang akan berimbas kepada bisnis jasa kurir.

“Ada US$88 miliar dolar yang bisa digali kita dan e-commerce,” jelasnya.

Meskipun begitu, kata Johari, jika membandingkan dengan hasil riset lain ada yang menyebut potensi bisnis e-commerce berada jauh dari nilai tersebut. Hal ini dikarenakan nilai US$88 miliar yang menjadi acuan adalah hasil riset dari e-commerce berbentuk korporasi.

Padahal, tren bisnis e-commerce yang sedang mewabah saat ini menurut Johari adalah e-commerce berbentuk individua tau usaha mikro kecil menengah (UMKM). Trend e-commerce itulah yang banyak ada di Indonesia.

“Oleh sebab itu potensi US$88 miliar awalnya kini sudah direvisi lagi sekitar US$150 miliar. Ini potensi yang menarik buat kita [JNE] selaku perusahan jasa pendukung e-commerce, maka kami sangat yakin pada Harbolnas ke depannya masih bisa kami meraup peluang yang lebih banyak,” ujarnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Bisnis, Harbolnas 2016 yang berlangsung pada 12-14 Desember lalu diwarnai beragam diskon palsu. Pihak penyelenggara pun mengakui banyak pelanggan yang merasa dikecewakan. Namun persoalan diskon palsu sebenarnya tidak berpengaruh banyak terhadap minat pembeli.

Hal ini terbukti dengan Bukalapak mencatat transaksi hingga Rp350 miliar sepanjang penyelenggaraan Harbolnas 12-14 Desember 2016 lalu. Perolehan ini meningkat lima kali lipat lebih besar di hari pertama dibandingkan dengan tahun lalu. Total produk yang terjual selama tiga hari tersebut, tercatat lebih dari 1,2 juta barang.

Situs belanja Lazada juga mengklaim telah mencatatkan penjualan sebesar Rp143 miliar selama Harbolnas. Selain itu, situs belanja JD.ID juga mengklaim mengalami lonjakkan transaksi 70% pada hari pertama Harbolnas 2016. Head of Corporate Communication & Public Affairs JD.ID Teddy Arifianto mengungkapkan terjadi peningkatan signifikan dibandingkan dengan transaksi hari biasa yakni sekitar 70%.

Rata-rata kenaikan penjualan e-commerce inilah yang belum sebanding dengan kenaikan bisnis jasa kurir. Jika perusahaan e-commerce berhasil meraup pendapatan 70% lebih besar dari hari biasa, JNE, menurut pengakuan Presiden Direktur Mohamd Feriadi hanya mendapatkan kenaikan pengiriman sekitar 50% lebih banyak ketimbang hari biasa.

Umumnya, barang yang laku saat Harbolnas adalah fesyen, gadget, perabotan rumah tangga, produk kesehatan serta kecantikan, dan barang-barang hobi pun masih menjadi produk favorit selama Harbolnas.

Lembaga Nielsen juga mengumumkan hasil riset mengenai jumlah transaksi yang tercapai sepanjang Harbolnas lalu ada nilai transaksi yang jauh meningkat ketimbang hari biasa. Estimasi penjualan selama Harbolnas mencapai Rp3,3 triliun.

Nielsen sendiri telah dua kali melakukan perhitungan nilai penjualan Harbolnas pada 2015 dan 2016. Menurut data Nielsen, total transaksi Harbolnas 2015 mencapai Rp2,1 triliun. Ada kenaikan sebesar Rp1,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini