Tahun Ini, Omset Periklanan Anjlok 20%

Bisnis.com,23 Des 2016, 17:34 WIB
Penulis: Peni Widarti
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia/

Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan pengusaha periklanan tahun ini mengalami tekanan ekonomi yang sangat kuat sehingga menyebabkan omset industri periklanan anjlok hingga lebih dari 20%.

Sekretaris Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Jawa Timur, Agus Winoto mengatakan pelemahan ekonomi yang terjadi sejak tahun lalu hingga tahun ini cukup memberatkan kalangan pengusaha iklan. Bahkan hingga 2017 mendatang, pihaknya mengaku pesimistis terhadap pertumbuhan bisnis periklanan, baik karena faktor perekonomian juga faktor sosial politik.

“Tahun ini tidak seperti yang diharapkan, ternyata pasang surut ekonomi Indonesia membuat para pengusah berpikir ulang untuk membuat rancangan promosinya,” katanya, Jumat (23/12/2016).

Dia mengatakan turunnya omset iklan juga terlihat secara nyata dari pemasangan iklan bilboard atau media luar ruang yang tampak sering kosong. Pada akhir tahun ini iklan billboard cukup tertolong oleh adanya momen Natal dan Tahun Baru, banyak yang mempromosikan kegiatan untuk momen tersebut.

“Selain itu, ada peralihan iklan yang tadinya banyak di mdia cetak/koran/majalah beralih ke media online bahkan media sosial lebih gencar lagi. Perkembangan teknologi internet saat ini tidka bisa dipungkiri lagi perubahannya. Sekarang kontribusi media onlie waktu itu 2,2% sekarang 3%, ini kemungkinan akan naik terus,” jelasnya.

Agus memaparkan secara nasional, tahun ini bisnis iklan ditargetkan bisa mencapai Rp100 triliun, sedangkan di Jawa Timur ditargetkan bisa meraup omset Rp20 triliun. Namun, target tidak seusai harapan sehinga kinerja industri ini memang tengah terpukul.

“Karena turunnya omset, banyak juga pengusaha yang akhirnya menurunkan harga iklan guna mendongkrak orang untuk beriklan,” imbuhnya.

Meski tahun depan ada momen Pilkada, katanya, momen tersebut dinilai masih tidak mampu untuk menggenjot industri periklanan. Menurutnya, pemasang iklan untuk pilkada sekarang lebih menekan biaya promosi dan lebih memikirkan manfaat lain dalam berkampanye.

“Biasanya saat pilkada industri iklan kenceng, tetapi belajar dari pengalaman lalu, ternyata pilkada tidak banyak membantu mendongkrak lebih banyak. Mungkin orang mulai mengukur jika iklan dianggap kurang atraktif, atau bisa juga media sosialnya dikencangkan,” ujarnya.

Adapun anggota P3I Jawa Timur saat ini tercatat mencapai 75 perusahaan periklanan. Kebanyakan pengusaha periklanan ini bergerak di bidang penyedia jasa billboard dan sisanya media cetak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini