Pegadaian Balikpapan Bukukan Perolehan 94% dari Target 2016

Bisnis.com,06 Jan 2017, 20:34 WIB
Penulis: Nadya Kurnia

Bisnis.com, BALIKPAPAN - PT Pegadaian (Persero) Kanwil Balikpapan berhasil membukukan perolehan outstanding loan sebesar Rp574,2 miliar, atau setara dengan 94% dari target yang ditetapkan sebanyak Rp612 miliar sepanjang 2016.

Kendati tak mencapai target, Deputi Pemimpin PT Pegadaian Kanwil Balikpapan Firman Alghazali mengatakan realisasi tersebut terbilang memuaskan, mengingat kondisi perekonomian Kaltim belum sepenuhnya pulih dari anjloknya harga komoditas unggulan beberapa tahun silam.

"Pertumbuhan OSL seluruh produk mencapai 8,68%, targetnya 13,5% sepanjang tahun. Pertumbuhan ini juga terbilang masih bagus. Tahun ini target pasti dinaikkan belasan persen dari realisasi 2016," jelas Firman, Jumat (6/1/2017).

Menurutnya, secara nominal, Kredit Cepat Aman mendominasi portofolio pembiayaan Pegadaian sebesar Rp460 miliar, disusul dengan Gadai Syariah sebesar Rp42,6 miliar, dan Kreasi sebesar Rp22 miliar.

Namun bila dilihat secara pertumbuhan, Krasida menduduki peringkat pertama dengan angka pertumbuhan mencapai 130% dari tahun sebelumnya, disusul dengan Amanah yang berhasil tumbuh mencapai 105%, dan Logam Mulia yang tumbuh mencapai 60%.

Firman mengatakan tingginya realisasi pertumbuhan Krasida merupakan hasil dari sosialisasi produk yang intens dilakukan sejak 2015. Produk yang diluncurkan pada 2013 memiliki keistimewaan berupa jangka pembiayaan yang lebih panjang dari KCA, dengan bunga yang relatif rendah.

"KCA tetap unggul secara nominal karena merupakan core business Pegadaian, dari dulu juga sudah ada. Kalau Krasida kan baru, jadi nasabah belum familier dengan produknya, 2015 baru mulai kami gencarkan sosialisasinya," sambung Firman.

Lebih jauh, dia memproyeksikan kondisi perekonomian Balikpapan akan membaik meskipun tidak begitu signifikan. Menurutnya kenaikan harga dua komoditas unggulan Kaltim, yakni batu bara dan minyak, sedikit banyak akan memberikan dampak positif pada perekonomian.

Perputaran uang di kota minyak pun diproyeksikannya akan membaik setelah setahun sebelumnya mengalami selisih sekitar Rp60 miliar pada cash outflow dan inflow. Sepanjang 2016, diakuinya Pegadaian pun cukup terkena imbas multiplyer effect dari jatuhnya harga komoditas unggulan.

Dia pun tak mengelak saat ditanya ihwal revisi target yang pada 2016 banyak dilakukan oleh perbankan dan lembaga keuangan nonbank lainnya. Menurutnya, bisa saja revisi target terpaksa dilakukan apabila kondisi ekonomi ternyata tak sesuai dengan proyeksi perseroan.

"Tahun lalu secara umum belum kelihatan tanda-tanda rebound, kondisi yang terjadi juga di luar perkiraan kami. Sekarang sudah mulai terlihat. Meskipun belum pulih sepenuhnya, setidaknya sudah lebih baik dari 2016," tukas Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini