Berambisi Jadi Kampus Top Dunia, UGM Tambah 300 Profesor Asing

Bisnis.com,09 Jan 2017, 13:34 WIB
Penulis: Newswire
Universitas Gadjah Mada (UGM)/ugm.ac.id

Kabar24.com, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) menargetkan akan menambah sebanyak 200-300 dosen asing bergelar profesor sepanjang 2017, sehingga secara total jumlahnya menjadi 1.000 dosen asing.

"Jumlah dosen asing itu akan kita perbanyak, tahun ini kita targetkan kalau bisa tambahnya sekitar 200-300 dosen asing," ujar Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM Iwan Dwiprahasto, ditemui di Kompleks Kampus UGM. Yogyakarta, Senin (9/1/2017).

Dia mengatakan jumlah dosen-dosen asing yang mengajar di UGM saat ini mencapai 800 orang, sehingga dengan penambahan 200-300 dosen asing, total jumlahnya mencapai 1.000-1.100 orang.

"Dengan total dosen asing mencapai 1.000-1.100 orang maka persentasenya mencapai 25%-27% dari total seluruh dosen di UGM. Saat ini persentase dosen asing sekitar 19% dan dosen dalam negeri 81%," kata Iwan.

Menurut dia, UGM terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan hingga mencapai level terbaik dunia. Tekad itu, katanya, semakin terbukti dengan kenaikan 50 peringkat hanya dalam satu tahun pendidikan, yaitu pada tahun 2016 meningkat menjadi peringkat 500 dunia dibandingkan dengan 2015 yang menempati posisi 550 dunia.

"Dengan upaya-upaya yang sudah kami lakukan hingga saat ini, kita optimistis mampu menembus level terbaik dunia. Dan UGM kan punya networking, punya kerjasama dengan 247 universitas di luar negeri," terang Iwan.

Lebih jauh, Iwan menjelaskan beberapa langkah yang ditempuh UGM mewujudkan tekad tersebut. Pertama, memantapkan kerja sama dalam memorandum of understanding (MoU) dengan universitas-universitas di luar negeri untuk berbagai bentuk kerja sama.

Kedua, mendatangkan dosen-dosen asing untuk mengajar dan membimbing mahasiswa program Strata-2 dan Strata-3 di UGM. Ketiga, meningkatkan program double degree antara UGM dengan berbagai universitas di luar negeri.

"Maka kita akan mantapkan MoU kerja sama kita dengan universitas di luar negeri itu. Kalau dulu kan hanya kerja sama riset, baik yang dilakukan di Indonesia maupun diluar negeri, kita lakukan bergantian. Sekarang selain riset, mereka kita datangkan ke Indonesia, selain mengajar kemudian mereka juga menjadi pembimbing riset mahasiswa S-2 dan S-3 di sini. Joint supervision gitu ya," papar Iwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini