Jelang Pilkada DKI, Hoax Bakal Kian Ramai

Bisnis.com,18 Jan 2017, 18:46 WIB
Penulis: Newswire
Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (dari kiri), nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -  Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) DPR RI Arwani Thomafi mengemukakan berita hoax menjadi ramai di media sosial dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat menjelang Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari 2017.

"Padahal Pilkada DKI Jakarta merupakan salah satu pilkada dari 1010 pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 15 Februari 2017," kata Arwani Thomasi pada diskusi "Waspadai Berita Hoax Menjelang Pilkada" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (18/1/2017).

Menurut Arwani, kegaduhan yang terjadi menjelang pilkada DKI Jakarta baik aksi demo maupun maraknya peredaran berita hoax di media sosial, sehingga isunya menjadi Jakarta sentris.

Media massa maupun media sosial, kata dia, banyak menyoroti isu-isu menjelang pilkada DKI Jakarta, sehingga pilkada di 100 daerah lainnya menjadi kurang terpublikasi.

"Berita hoax menjadi ramai setelah calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjaha Purnama, menjadi terduga melakukan penistaan agama," katanya.

Anggota Komosi I DPR RI ini juga mengungkap soal maraknya pengguna internet dan media sosial di Indonesia sehingga peredaran berita-berita hoax jadi sangat masif.

Menurut dia, pengguna internet di Indonesia ada sebanyak 132 orang, dari jumlah tersebut sekitar 11 orang menggunakan media sosial twitter serta sekitar delapan juta orang menggunakan facebook.

"Postingan di facebook maupun kicauan di twiiter sangat ramai terutama menjelang pilkada," katanya.

Postingan di media sosial tersebut, sangat ramai karena maraknya persaingan, baik antarcalon, antartim sukses, antarpartai politik, maupun di antara masyarakat.

Arwani menegaskan, postingan-postingan tersebut sasarannya untuk pencitraan figur yang diusung sekaligus menyerang figur kompetitor.

Arwani menyarankan pada setiap orang jika mendapat kiriman berita hoax agar tidak langsung disebarkan ke teman-teman lainnya, tapi dicermati dulu kebenarannya serta manfaat atau dampak negatifnya.

"Jika berita itu hoax dan dapat merugikan orang lain, sebaiknya tidak disebarkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini