Bisnis.com, JAKARTA--- Emirsyah Satar bergaji sekitar Rp138 juta per bulan pada saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. pada 2013.
Berdasarkan data laporan tahunan emiten berkode saham GIAA itu, keputusan mengenai besaran gaji direktur utama itu dibuat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang diselenggarakan pada 26 April 2013. Selain gaji, Emirsyah juga mendapatkan tantiem, yang berasal dari kinerja perusahaan serta berbagai tunjangan.
Berdasarkan laporan tahunan 2014, Emir juga memiliki saham GIAA dengan porsi 0,0084% dengan jumlah lembar 1,9 juta senilai US$96.395 per 31 Desember 2013. Direktur Utama di BUMN yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia biasanya memiliki saham perusahaan yang dikelolanya.
Pada saat Emir menjabat sebagai Direktur Utama, Garuda Indonesia melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dengan perolehan dana sekitar Rp3,3 trilun pada Februari 2011. Pada saat itu, harga IPO Garuda Indonesia sebesar Rp750.
Emirsyah sendiri menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia sejak 2005 setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan. Sebelumnya, Emirsyah bekerja di berbagai lembaga keuangan seperti perbankan.
Dengan demikian, Emir bekerja hampir selama 10 tahun di maskapai penerbangan milik negara tersebut. Emir mengundurkan diri sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia pada Desember 2014 digantikan oleh Arief Wibowo yang masih menjabat sampai saat ini.
Seperti diketahui, Emirsyah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima suap terkait pengadaan mesin pesawat. Suap yang diterima nilainya ditaksir sebesar Rp20 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel