Proyeksi Harga Minyak: Kuartal I/2017 Bergerak antara US$49-US$55

Bisnis.com,19 Jan 2017, 18:50 WIB
Penulis: Hafiyyan
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Sikap pasar yang berhati-hati membuat pasar minyak mentah cenderung stagnan. Harga diprediksi bergerak dalam rentang US$49-US$55 per barel pada kuartal I/2017.

Pada perdagangan Kamis (19/1) pukul 16:50 WIB, harga minyak WTI kontrak Februari 2017 berada di posisi US$51,37 per barel, naik 0,28 poin atau 0,55%. Sementara minyak Brent kontrak Maret 2017 bertengger di US$54,25 per barel, meningkat 0,34 poin atau 0,63%.

Kedua patokan harga tersebut masing-masing sudah mengalami koreksi 4,37% dan 4,54% sepanjang tahun berjalan.

Deddy Yusuf Siregar, Analis Asia Tradepoint Futures, mengatakan harga minyak mentah sejak awal 2017 cenderung stagnan. Pasalnya, pelaku pasar terlihat berhati-hati dalam menyikapi data yang ada.

Produksi shale oil AS misalnya, dilaporkan bakal meningkat 40.750 barel per hari pada Februari. Sementara produksi minyak OPEC pada Desember 2016 sudah turun 221.000 barel dari bulan sebelumnya.

Pasar juga mengkhawatirkan potensi kenaikan ekspor, terutama dari Irak. Pada bulan lalu, ekspor Irak mencapai rekor tertinggi sebesar 3,51 juta bph.

Menurutnya pertemuan antar negara produsen pada akhir pekan nanti bakal direspon positif oleh pasar, sehingga harga minyak berpeluang memanas. Pertemuan antara OPEC dan non anggota pada Jumat (22/1) akan berlangsung di Wina, Austria.

Kedua belah pihak membentuk Ministerial Monitoring Committee yang bertugas melakukan verifikasi pemangkasan produksi. Ministerial Monitoring Committee beranggotakan perwakilan dari lima negara. Dari kubu OPEC tiga negara perwakilan yakni Kuwait sebagai pimpinan, Venezuela, dan Aljazair, sedangkan kubu non anggota ialah Rusia dan Oman.

Sebelumnya pada rapat 30 November 2016, anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) menjadi 32,5 juta bph mulai awal 2017. Selanjutnya pada 10 Desember, sejumlah negara produsen minyak mentah lainnya setuju menurunkan suplai baru sejumlah 558.000 bph.

Artinya, mulai tahun ayam api, pasar minyak mentah akan mengalami selisih pasokan minyak baru hampir 1,8 juta bph. Namun, pasar masih meragukan realisasi pemangkasan produksi, sehingga harga minyak cenderung mendingin sejak awal 2017.

Pada kuartal I/2017, sambung Deddy, harga minyak akan bergerak dalam rentang US$49-US$55 per barel. Sentimen utama yang memengaruhi ialah komitmen pemangkasan produksi dari anggota OPEC.

"Karena pemangkasan produksi akan dilakukan Januari-Juni 2017. Saat ini yang sudah melakukan pemangkasan produksi baru Arab Saudi dan Kuwait," tuturnya kepada Bisnis.com, Kamis (19/1/2017).

Pada awal 2017, Kuwait memotong produksi sebesar 130.000 barel menjadi 2,75 juta barel per hari. Adapun Arab Saudi memangkas 149.300 barel menjadi 10,47 juta bph pada Desember 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini