Buka Pusat Informasi, Mongolia Incar 800 Wisatawan Indonesia

Bisnis.com,23 Jan 2017, 20:25 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi-Wisata naik gajah/Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Mongolia membuka pusat informasi di Surabaya sejalan dengan upaya mempromosikan sektor pariwisata yang ditargetkan tahun ini bisa mencapai 15.000 orang wisatawan.

Duta Besar Mongolia untuk Indonesia dan Asean, Madame Shagdar Battsetseg mengatakan dari total target tahun ini, sebanyak 800 orang ditargetkan berasal dari Indonesia.

"Target tahun ini tidak banyak atau turun karena kondisi ekonomi global yang kurang bagus. Pada 2014, wisatawan yang datang ke Mongolia pernah mencapai 15.000 orang," katanya saat Peresmian Mongolian Information Center Surabaya, Senin (23/1/2017).

Dia memaparkan pada 2015, kunjungan wisatawan asal Indonesia ke Mongolia mencapai 500 orang, pada 2016 meningkat menjadi 600 orang.

"Pada 26 November lalu kami juga meresmikan pusat kebudayaan Mongolia di Tanjung Lesung Banten untuk mengenalkan Mongolia kepada Indonesia lebih luas," ujarnya.

Shagdar menjelaskan Indonesia dengan Mongolia memiliki hubungan diplomatik selama 60 tahun, tapi baru 2 tahun ini memiliki Kedutaan Besar di Jakarta.

Dia mengatakan transaksi perdagangan Mongolia dan Indonesia juga tidak terlalu besar, mengingat negara tersebut hanya memiliki populasi penduduk sekitar 3 juta orang.

Namun begitu, beberapa produk dari Indonesia yang kerap diekspor ke Mongolia seperti produk farmasi, teh, makanan dan produk-produk organik.

Kekayaan alam berupa padang pasir, padang rumput, gunung batu dan kehidupan liar satwanya menjadi andalan Mongolia untuk menarik wisatawan.

"Mongolia punya sekitar 76 juta hewan dan 70% di antaranya adalah kuda. Pendapatan utama kami di sana kebanyakan juga tambang emas, tembaga dan batu bara," ujarnya.

Shagdar menambahkan umumnya wisatawan akan datang ke Mongolia pada saat musim summer pada sekitar Juni Juli dan Agustus, karena pada bulan-bulan lainnya suhu udara di Mongolia bisa mencapai minus 38 derajat.

"Meski banyak hotel di Mongolia tetapi kebanyakan wisatawan lebih suka tinggal di rumah-rumah warga atau membuat tenda layaknya backpacker, karena yang kami miliki adalah alamnya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini