Densus 88 Amankan 17 WNI dari Suriah

Bisnis.com,23 Jan 2017, 04:58 WIB
Penulis: Edi Suwiknyo

Kabar24.com, JAKARTA -  Detasemen Khusus (Densus) 88 yang bekerja sama dengan Kantor Imigrasi Kelas 1 Soekarno Hatta mengamankan 17 warga negara Indonesia (WNI) saat tiba di Bandara International Soekarno Hatta.

Kepala Bagian Humas dan Umum Ditjen Imigrasi Agung Sampurno mengatakan, ke 17 WNI tersebut diamankan karena diduga merupakan relawan yang melakukan kegiatan di Suriah. 
"Berkat kerja sama Kanim Kelas 1 Khusus Soekarno Hatta dengan Densus 88, mereka berhasil kami amankan," kata Agung Sampurno di Jakarta, Minggu (22/1).
Awal pengamanan ke 17 WNI berasal dari informasi yang didapatkan dari pihak kepolisian, mereka menyatakan bahwa ada 17 WNI yang dipulangkan dari Turki.
Menurutnya, ke 17 WNI tiba di Indonesia Sabtu sore sekitar pukul 18.10 WIB. Mereka diberangkatkan dari Turki dengan menumpang pesawat Turkish Airlines TK 056.
Adapun ke 17 WNI yang ditangkap oleh Densus 88 sebagian besar merupakan perempuan yang berjumlah sembilan orang dan sisanya adalah laki-laki. 
"Menurut informasi dari Polri, mereka adalah orang yang berkegiatan sebagai relawan di Suriah," imbuhnya.
Setelah dilakukan pengecekan kepada mereka, para terduga relawan Suriah tersebut kemudian diamankan oleh tim Densus 88 Mabes Polri guna pemeriksaan lebih lanjut.
"Untuk sementara informasinya  itu,karena sampai kini, proses selanjutnya atau penanganannya ke Polri," ujarnya.
Pihak Polri belum memberikan konfirmasi soal kasus tersebut.  Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polro Brigjen Pol. Rikwanto tak memberikan respon saat dihubungi Bisnis.
Kerja Sama
Sementara itu untuk memerangi kejahatan lintas negara, termasuk pembiayaan terorisme, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus meningkatkan kerja sama dengan Financial Intelligence Unit (FIU).
Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengatakan, sebagai lembaga intelijen keuangan nasional, mereka telah memiliki hubungan yang cukup intens dengan penegak hukum untuk menindak kejahatan dari mulai korupsi hingga kejahatan terorisme. 
"PPATK memang sedang menjalin kerja sama dengan dengan Financial Intelligence Unit (FIU) dari berbagai negara untuk mengungkap jaringan kejahatan internasional," jelasnya.
Adapun, baru - baru ini PPATK menyebutkan telah mengungkap pembiayaan terorisme melalui financial technology (Fintech). Teknologi baru dalam industri keuangan tersebut diduga digunakan oleh Bahrun Naim untuk membiayai kegiatan terorisme. 
Dia menggunakan Paypal yang merupakan, jenis alat pembayaran virtual yang digunakan untuk transaksi ke pengguna internet di seluruh negara. Untuk hal ini, PPATK telah membuat sebuah desk khusus untuk mengawasi potensi kejahatan via fintech.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini