IMPOR SAPI INDUKAN : Kementan Geser Alokasi Anggaran

Bisnis.com,23 Jan 2017, 00:56 WIB
Penulis: Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian tengah mengajukan untuk menggeser alokasi anggaran pengadaan sapi indukan dari dalam negeri menjadi dari impor. hal itu dilakukan untuk menambah sapi indukan di dalam negeri.

Sapi indukan yaitu sapi betina yang dipelihara untuk melahirkan anakan dan menambah populasi.

Menurut DIrjen Peternakan I Ketut Diarmita, jika pengadaan sapi indukan hanya dari dalam negeri, upaya meningkatkan populasi berpotensi berjalan lebih lambat.

Pasalnya, tahun ini Ditjen Peternakan akan melaksanakan inseminasi buatan (IB) pada seluruh sapi indukan.

Jika hanya mengisi daerah yang jumlah sapinya sedikit dengan sapi indukan dari daerah sentra, maka jumlah yang diinseminasi tidak mengalami pertambahan.

“Sebelumnya ada anggaran untuk pengadaan 4.400 ekor sapi indukan dari dalam negeri. jadi mekanismenya sapi indukan dari daerah yang merupakan pusatnya, kita pindahkan ke daerah-daerah yang sedikit populasinya. Ini sekarang mau kita shift pengadaannya dari impor saja,” jelas Ketut pada Bisnis, Minggu (22/1).

Ketut menjelaskan untuk dapat menggeser pengadaan sapi indukan dari dalam negeri menjadi dari luar negeri pada DIPA, dia tengah menunggu persetujuan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Komisi IV DPR

Ketut mengatakan jika Mentan Amran Sulaiman dan DPR menyetujui, maka anggaran untuk 4.400 ekor pengadaan sapi lokal tersebut tidak dapat membeli sapi indukan impor dengan jumlah yang sama, justru jumlahnya berpotensi menurun.

Dari dokumen pengajuan pengadaan sapi indukan impor yang diperoleh Bisnis, Kementan berencana mengalokasikan Rp37,8 miliar untuk pengadaan 2.700 ekor sapi indukan impor.

Sebagai catatan, tahun ini DItjen Peternakan dibebankan anggaran sebesar Rp1,729 triliun dan Rp1,1 triliun di antaranya digunakan untuk Upsus Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini