Kinerja Petrokimia Masih Bergantung pada Pasokan Minyak pada 2030

Bisnis.com,27 Jan 2017, 20:17 WIB
Penulis: Duwi Setiya Ariyanti
Industri petrokimia di Pabrik Chandra Asri Cilegon/Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja industri petrokimia masih akan bergantung pada pasokan minyak pada 2030 karena digunakan untuk bahan pembuatan plastik dan kain.

Group Chief Economist BP, Spencer Dale mengatakan secara umum, berdasarkan laporan yang diterbitkan, permintaan bahan bakar minyak meningkat sekitar 0,7% tiap tahunnya. Adapun, sektor transportasi masih akan menyerap 60% pasokan pada 2035.

Setelah itu, disusul oleh industri petrokimia yang menggantungkan kinerjanya pada pasokan minyak mentah. Produk turunan minyak menjadi bahan baku bagi industri petrokimia untuk menghasilkan plastik juga kain.

Plastik merupakan keluaran dari bahan polietilena, polistirena dan polipropilena yang diturunkan dari minyak bumi. Sementara itu, sektor pertekstilan yang biasanya mengandalkan serta tumbuhan dan hewan seperti dari sutra hingga wol, akan digantikan dengan bahan seperti poliester yang berasal dari minyak bumi.

“Kemungkinan digunakannya pasokan minyak pada tahun 2030-an bukan lagi difokuskan untuk menggerakkan mobil, truk atau pesawat terbang. Namun dipakai pula sebagai salah satu bahan pembuatan produk seperti plastik dan kain,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (27/1/2017).

Secara rinci, permintaan minyak sebagai bahan bakar kendaraan akan naik sebesar 4 juta barel per hari (bph). Kontribusi peningkatan tersebut, separuhnya berasal dari China.

Di sisi lain, mobil listrik akan mencapai 100 juta unit pada 2035 dari 1,2 juta unit di 2015. Perubahan mobil berbahan bakar minyak ke tenaga listrik ini, ujar Dale, mendorong inovasi berupa mobil dengan kendali otomatis yang justru menjadi ketidakpastian pasar mobil berbahan bakar minyak.

Di samping itu, negara pengekspor minyak seperti yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), Rusia dan Amerika Serikat terus menekan negara lainnya yang membutuhkan biaya lebih tinggi untuk menghasilkan minyak.

Outlook ini memprediksi besarnya pasokan bahan bakar minyak dapat menyebabkan produsen-produsen berbiaya rendah seperti OPEC, Rusia dan Amerika Serikat menggunakan tren ini sebagai senjata dalam kompetisi untuk meningkatkan pangsa pasar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini