KEBIJAKAN RELAKSASI EKSPOR MINERAL: Ini Proyeksi Bahana Terhadap 3 Emiten

Bisnis.com,31 Jan 2017, 13:59 WIB
Penulis: Hafiyyan
./.

Bisnis.com, JAKARTA--Kebijakan relaksasi ekspor mineral memengaruhi kinerja sejumlah emiten. Tiga perusahaan yang masuk dalam riset Bahana Securities adalah PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM), dan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA).

Analis Bahana Securities Andrew Franklin Hotama, mengatakan pemerintah menetapkan target kuota eksport untuk nikel maksimum sebesar 7,8 Wet Metric Ton (WMT). Dengan dibukanya kembali keran ekspor maka sisi produksi diperkirakan akan melebihi permintaan, sehingga harga nikel ambruk hingga dibawah US$10.000 per ton, atau 16,8% dibawah harga tertinggi sepanjang 2016 yang sempat menyentuh US$ 11,589 per ton.

Bahana menurunkan proyeksi harga nikel ke kisaran US$9.500 per ton pada 2017 dari proyeksi harga sebelumnya di sekitar US$12.500 per ton. Namun, bila Filipina melanjutkan penutupan tambang, maka harga masih berpeluang ke US$11.000 per ton.

Oleh karena itu, Bahana juga merevisi proyeksi untuk saham INCO dari sebelumnya Buy menjadi Reduce dengan target price Rp 2.040. Meskipun demikian, perusahaan sebenarnya sudah melakukan langkah positif melalui efisiensi untuk mengurangi biaya produksi dengan menggunakan bahan bakar batu bara dari yang sebelumnya menggunakan bahan bakar minyak.

Aneka Tambang akan menikmati keuntungan dengan aturan baru yang dikeluarkan pemerintah. Pasalnya, ANTM memiliki stok nikel dan bauksit dengan kadar rendah.

"Bahana memperkirakan perusahaan berkode saham ANTM ini bakal bisa melakukan ekspor lebih dari 1 juta WMT per tahun, sehingga perusahaan akan mengantongi tambahan keuntungan sekitar Rp 320 miliar," ujarnya dalam publikasi, Selasa (31/1/2017).

Dengan adanya tambahan profit ini, sambung Andrew, Bahana sedang menghitung kembali untuk target harga saham ANTM yang saat ini sebesar Rp830.

Selain itu, AKR Corporindo juga bakal memetik keuntungan dari menggeliatnya kembali kegiatan ekspor mineral di Indonesia. Pasalnya, perusahaan yang menguasai distribusi dan perdagangan bahan bakar minyak bagi industri ini akan kebanjiran order. Bahana merekomendasikan Buy untuk saham AKRA ini dengan target harga Rp8.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini