Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Australia memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya, seiring menguatnya kondisi global yang mendorong harga komoditas serta memberi keuntungan pada ekonomi yang masih bergulat dengan lemahnya inflasi.
Seperti dilansir Bloomberg (Selasa, 7/2/2017), Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe beserta jajarannya memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga di level 1,5%, seperti yang diprediksi oleh mayoritas ekonom.
RBA juga kembali menegaskan proyeksinya dengan rebound terhadap perekonomian di negara tersebut setelah berkontraksi pada kuartal ketiga serta kenaikan tingkat inflasi di atas 2% tahun ini.
“Skenario bank sentral untuk pertumbuhan ekonomi tetap di sekitar 3% selama beberapa tahun ke depan,” jelas Lowe dalam pernyatannya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh kenaikan lanjutan pada ekspor sumber daya serta berakhirnya masa kelesuan pada investasi pertambangan. Pertumbuhan konsumsi pun diperkirakan naik dari saat ini, meski tetap moderat.
Sejak mengambil alih kepemimpinan di RBA pada pertengahan September, Lowe telah mengangkat stabilitas finansial dengan kondisi kenaikan harga aset yang dipicu oleh suku bunga rendah.
Optimisme RBA atas pertumbuhan didorong oleh prospek China dan global. RBA memprediksi pertumbuhan yang melebih tren pada sejumlah negara ekonomi maju.
“Di China, pertumbuhan lebih kuat pada paruh kedua 2016, didukung belanja yang lebih tinggi pada infrastruktur dan konstruksi properti. Perbaikan pada ekonomi global telah berkontribusi terhadap kenaikan harga komoditas yang memberi dorongan pada pendapatan nasional Australia,” tutur Lowe.
Pasca keputusan ini, pergerakan dolar Australia terpantau menguat 0,10% ke 0,7468 per dolar AS pada pukul 13.22 WIB, setelah dibuka di posisi 0,7660.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel