Di Negara Ini, Militer Pelaku Perkosaan Akan Ditembak Kepalanya Di Depan Umum

Bisnis.com,07 Feb 2017, 11:31 WIB
Penulis: Newswire
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir./Reuters

Kabar24.com, JUBA, Sudan Selatan - Hukuman tembak mati bagi anggota militer yang melakukan perkosaan akan mewarnai hari-hari yang muram di Sudan Selatan.

Bayangan muram dan kemarahan itu tercermin saat Presiden Sudan Selatan Salva Kiir, Senin (6/2/2017), memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf militer negeri itu agar menghukum di depan umum anggota Angkatan Bersenjata yang melakukan perkosaan.

Ketika berbicara dalam satu acara keagamaan di Kota Kecil Yei, sebelah barat-daya Ibu Kota Sudan Selatan, Juba, Kiir mengatakan anggota pasukan keamana yang dinyatakan bersalah karena memperkosa akan dihukum berat.

"Jika seorang prajurit memperkosa seorang perempuan atau anak perempuan, hukumannya ialah ditembak di kepalanya di depan umum," kata Kiir dalam dalam pidato yang ditayangkan langsung oleh stasiun televisi dan radio milik negara.

Presiden Sudan Selatan itu mengakui tindakan tersebut mungkin memicu kecaman dari pembela hak asasi manusia, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Selasa (7/2/2017) siang. Tapi itu dimaksudkan untuk memulihkan kestabilan di negara Afrika Timur tersebut.

"Rakyat memiliki telinga untuk mendengar dan mata untuk melihat. Jika mereka melihat atau mendengar bahwa pemerkosa atau penjahat dibunuh, mereka akan berhenti melakukan tindakan ini," kata Kiir.

Ia mendesak masyarakat Yei agar menghentikan kerusuhan dan mendukung gagasan dialog nasionalnya --yang diumumkan pada akhir tahun lalu dan dimaksudkan untuk mengakhiri kerusuhan dan pengungsian massal yang terjadi di wilayah Greater Equatoria, yang dulu damai.

PBB telah beberapa kali menuduh tentara Pemerintah Sudan Selatan dan pasukan oposisi melakukan kekerasan seksual dan memperkosa perempuan dan anak perempuan.

Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) tahun lalu melaporkan telah mendokumentasikan tak kurang dari 172 kasus kekerasan seksual di Juba sejak pertemuan baru meletus pada Juli 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini