Ini Kunci Membangun Kawasan Industri menurut Bos Jababeka

Bisnis.com,09 Feb 2017, 12:12 WIB
Penulis: Dara Aziliya
The Founder of Jababeka and President University Setyono Djuandi Darmono (kiri) saat bersama the Vice Principal and Dean for South East Asia of University of Glasgow Frank Coton, dan The International Chancellor of President University Scott Younger/JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintahan Joko Widodo berambisi menggenjot kawasan-kawasan industri untuk dapat merekrut tenaga kerja, menggenjot kontribusi sektor manufaktur, dab mendorong pertumbuhan ekonomi.

Founder Kawasan Industri Jababeka, Setyono Djuandi Darmono mengungkapkan, tidak mudah membangun kawasan industri. Kawasan Jabebaka misalnya, butuh waktu 25 tahun untuk dapat mapan seperti saat ini.

Darmono menyebut, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian lemerintah untuk mendorong munculnya kawasan industri, pertama misalnya,  keberadaan infrastruktur transportasi.

"Pertama itu logistik, harus ada pelabuhan yang mempermudah produk untum dapat dibawa ke luar atau diekspor dengan mudah dan efisien," jelas Darmono saat memberikan paparan pada Diskusi Pengembangan Kawasan Industri di Jakarta, Kamis (9/2).

Darmono menjelaskan keberadaan infrastruktur membuat kawasan industri di pulau Jawa menjadi lebih menarik daripada kawasan yang dikembangkan di luar Jawa. Apalagi, pelabuhan dan bandar udara di pulau Jawa merupakan yang paling sibuk di Indonesia.

Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah tersedianya sumber listrik dengan kapasitas memadai. Menurutnya, sulit bagi industri masuk ke kawasan tersebut jika kapasitas listriknya tidak memadai.

"Misalnya kalau perusahaan ingin meningkatkan utilisasi tapi listriknya tidak ada, itu kan bisa jadi masalah," jelas Darmono.

Dia menegaskan kawasan industri juga sebaiknya diprioritaskan untuk dibangun di dekat2 jalan tol sehingga memudahkan pergerakan barang-barang.

Terakhir, infrastruktur yang diperlukan oleh kawasan industri adalah keterhubungan melalui telekomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini