Aktivis Desak HSBC Stop Penyaluran Kredit Proyek Deforestasi

Bisnis.com,09 Feb 2017, 20:30 WIB
Penulis: Ana Noviani

Bisnis.com, JAKARTA--Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di sektor lingkungan mendesak HSBC menghentikan penyaluran fasilitas pinjaman untuk proyek-proyek deforestasi.

Annisa Rahmawati, Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia menuturkan HSBC melanggar komitmennya karena terus mendanai deforestasi.

Berdasarkan laporan Greenpeace Internasional, HSBC terlibat dalam konsorsium bank yang memberikan fasilitas pinjaman kredit sebesar US$16,3 miliar sejak 2012.

Selain itu, HSBC juga menyalurkan pendanaan dalam bentuk obligasi korporasi untuk enam perusahaan, yaitu Bumitama, Goodhope, Noble, POSCO Daewoo, IOI, dan Salim Group/Indofood.

Dalam laporan tersebut, lanjutnya, terungkap detail kegiatan buruk yang dilakukan perusahaan-perusahaan sawit seperti melakukan penggundulan hutan, pengeringan gambut, perusakan habitat orangutan, perampasan lahan masyarakat, dan beroperasi tanpa izin yang lengkap.

"Ratusan ribu orang di seluruh dunia telah beraksi menuntut HSBC berhenti mendanai perusakan hutan yang mendorong orangutan menuju kepunahan. Apakah HSBC akan bergeming mendengarkan seruan mereka dan menutup mata terhadap kerusakan akibat dari uang yang mereka kucurkan?" kata Annisa dalam keterangan resmi, Kamis (9/2).

Desakan kepada HSBC dilakukan sejumlah aktivis Greenpeace Indonesia, perwakilan Tim Cegah Api dan ‘orangutan’ dengan mendatangi kantor pusat HSBC di Indonesia. Aksi damai tersebut disertai dengan penyerahan petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 203.000 orang di seluruh dunia.

Petisi tersebut ditujukan kepada HSBC agar menghentikan perannya dalam mendanai perusahaan minyak sawit yang merusak hutan dan gambut serta melanggar hak asasi manusia di Indonesia.

“Selama belasan tahun, saya merasakan sendiri bagaimana dampak buruk kebakaran hutan dan bencana asap. Saya juga menyaksikan dahsyatnya kerusakan hutan dan gambut yang menciptakan kondisi rawan api di beberapa perusahaan yang didanai oleh bank ini. Kebakaran hutan dan bencana asap ini tidak boleh terjadi lagi,” kata Anggota Tim Cegah Api Larasati Wido Matovani.

Annisa menambahkan sektor perbankan memiliki peran yang besar untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, seperti perusakan hutan dan gambut ketika memberikan pinjaman dan fasilitas kredit terhadap klien-kliennya.

“Ini saatnya sektor keuangan dan perbankan memiliki komitmen yang kuat serta melaksanakan pembiayaan yang bertanggung jawab. HSBC sebenarnya bisa menjadi pemimpin dalam sektor ini, tetapi sayangnya itu belum terjadi,” tegas Annisa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini