Bisnis.com, BANDUNG—Bank Mega Syariah mulai lakukan penjajakan untuk menerbitkan kartu kredit. Pasalnya, prospek kartu kredit dinilai mengalami pertumbuhan positif.
Financing Business & Network Group Head Bank Mega Syariah MA. Suharto mengungkapkan saat ini pihaknya telah melakukan penjajakan untuk menerbitkan kartu kredit.
“Kami sudah melakukan penjajakan. Tetapi, perlu diingat, pola kartu kredit bank syariah dan bank biasa berbeda. Namun, kami sudah melakukan penjajakan intensif,” paparnya, Senin (13/2) di Bandung.
Suharto menambahkan prospek bisnis kartu kredit memang cukup positif. Saat ini pengguna kartu kredit sudah meningkat dan fasilitas yang disediakan pun cukup beragam, salah satunya untuk transaksi e-commerce.
“Namun, kami belum akan menerbitkan tahun ini. Kami masih mengkaji lagi,” jelas Suharto.
Berdasarkan data Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) yang dirilis Bank Indonesia (BI), per November 2016 tercatat jumlah kartu kredit yang diterbitkan mencapai 17 juta kartu. Sementara, volume transaksi kartu kredit tumbuh 10,76% dengan volume transaksi mencapai 26 juta.
Pertumbuhan sisi nilai transaksi kartu kredit per akhir November 2016 mencapai Rp 23,74 triliun atau tumbuh 2,92% secara year on year (yoy).
Namun dalam praktiknya, kartu kredit bank biasa dan bank syariah memang memiliki perbedaan. Kartu kredit syariah ini diatur dalam ketentuan umum Fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 54/DSN-MUI/X/2006 .
Beberapa ketentuan yang membedakan kartu kredit syariah dengan kartu kredit pada umumnya adalah adanya penerapan akad yang ada di dalam Syariah Card. Akad yang digunakan dalam Syariah Card adalah Kafalah, Kafalah Qardh dan Ijarah.
Kinerja BMS 2016
Di samping penjajakan kartu kredit, Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak mencapai Rp150,89 miliar di 2016. Laba ini meningkat 802% dari periode yang sama tahun lalu yakni sebesar Rp16,7 miliar.
Direktur Utama Bank Mega Syariah (BMS) Emmy Haryanti mengungkapkan pertumbuhan yang dialami oleh perusahaannya meningkat signifikan, tidak hanya laba melainkan dari aspek asset, pembiayaan dan pendanaan.
“Selain laba sebelum pajak, pertumbuhan pun terjadi di asset yakni sebesar 10,8%, 12%, dan 14%,” paparnya, Senin (13/2/2017) di sela-sela seremoni Relokasi Kantor Cabang Pembantu Bandung.
Emmy menambahkan pihaknya pun mendorong produk unggulan mereka yakni tabungan haji dan umrah. Pasalnya, potensi tabungan haji di Kota Bandung dan Wilayah Jawa Barat sangat besar dengan jumlah penduduk 46 juta dan mayoritas beragama Muslim
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel