Targetkan Kredit Tumbuh 10,5%, Bank Nagari Sasar Sindikasi Jalan Tol

Bisnis.com,15 Feb 2017, 14:38 WIB
Penulis: Heri Faisal
Bank Nagari./.Bisnis

Bisnis.com, PADANG—Bank Nagari atau PT BPD Sumatra Barat memperluas ekspansi pembiayaan dengan menyasar kredit sindikasi, guna mengejar pertumbuhan kredit 10,5% tahun ini.

Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari Hendri mengatakan untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit ke sektor produktif, perseroan mulai memberikan kredit sindikasi dalam pembangunan proyek infrastruktur.

“Kami akan tingkatkan porsi kredit ke sektor produktif, termasuk ambil bagian di kredit sindikasi untuk mendukung program percepatan pembangunan infrastruktur,” katanya, Selasa (14/2/2017).

Dia mengungkapkan Bank Nagari sudah mulai ambil bagian dalam pemberian kredit sindikasi dengan penyaluran Rp200 miliar untuk pembangunan tol Pamulang, Provinsi Banten.

Selain itu, perseroan juga berencana ambil bagian dalam sejumlah proyek pemerintah terutama jalan tol yang akan dibangun di wilayah Sumatra.

Adapun, porsi kredit produktif perseroan ditarget mencapai 25% tahun ini dari total penyaluran pembiayaan. Meski komposisi kredit komsumer masih besar, Hendri menyatakan akan terus meningkatkan alokasi ke sektor produktif secara bertahap.

Sementara itu, prioritas terbesar kredit produktif masih disalurkan ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terutama yang berfokus di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan perdagangan.

Sesuai rencana bisnis bank (RBB) yang diajukan ke OJK, Bank Nagari menargetkan pertumbuhan laba tahun ini di kisaran 11,15% dengan target pertumbuhan aset 10,5%, pertumbuhan kredit 10,5% dan pertumbuhan DPK sebesar 10,3%.

Secara keseluruhan, sepanjang tahun lalu kinerja bank milik pemda Sumbar itu mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 6,67% dari Rp19,44 triliun menjadi Rp20,74 triliun.

Sedangkan penyaluran kredit hanya tumbuh 5,87% dari Rp14,50 triliun menjadi Rp15,36 triliun, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,22% menjadi Rp15,66 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp14,61 triliun.

Rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan/NPL masih berada di bawah rerata industri sebesar 3,05%, dan ditargetkan di bawah 3% tahun ini.

Sedangkan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio/LDR sebesar 98,02% dan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio/CAR berada di angka 20,09% atau mengalami peningkatan 1,82% dari tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini