Kepala Bank Indonesia Jateng Diganti, Ganjar Pranowo Curhat

Bisnis.com,20 Feb 2017, 17:01 WIB
Penulis: Lingga Sukatma Wiangga
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo/JIBI-Akhirul Anwar

Kabar24.com, SEMARANG—Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencurahkan harapannya dalam acara serah terima jabatan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah dari Iskandar Simorangkir kepada  Hamid Ponco Wibowo.

Iskandar harus hijrah ke Jakarta dengan mengemban amanah baru sebagai Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian setelah memimpin Bank Indonesia Jateng dari Desember 2014 hingga Januari 2017.

Adapun Hamid, memangku tanggung jawa baru setelah sebelumnya ditugasi sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia  Provinsi Sumatra Selatan.

Dalam acara serah terima jabatan tersebut Ganjar menyebut banyak pekerjaan rumah yang bakal dihadapi Hamid di jawa Tengah. Pertama,  menjaga stabilitas harga hasil pertanian yang cenderung mengalami fluktuasi tinggi seperti bawang merah.

Kedua, sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada optimisme tahun ini ekonomi akan melaju positif. Namun di sisi lain, masyarakat level bawah di Jawa Tengah belum dapat merasakan hal tersebut.

“Himpitan ekonomi makro masih menantang, ekspor kami melambat, dua tujuan besar yaitu Amerika Serikat dan China menurun dan ini akan menjadi PR bersama. Intervensi pemerintah dalam hal ini kurang dan kita tidak punya data produksi di hulu dan sedang kita dorong,” ujarnya (20/2).

Di sisi lain Ganjar menyebut banyak peluang yang bisa dimanfaatkan Jawa Tengah ke depan.

Dia mencontohkan, sebelumnya duta besar Indonesia untuk Rusia menghubungi pihaknya dan menyatakan pertumbuhan ekonomi Rusia lebih positif.

Negara Beruang Merah tersebut tertarik melakukan investasi di Jawa Tengah dalam bidang migas. Selain itu, Rusia ternyata mengipor rambutan dan papaya dari Jawa Tengah namun dalam jumlah yang masih kecil.

Selain itu, lanjut dia, produksi tanaman obat herbal di Jawa Tengah pun memiliki daya Tarik sendiri buat Rusia.

“Rambutan bagus ekspor sebiji Rp60.000 dan pepaya Rp200.000 ini tentunya peluang bagi kami tetapi bagaimana bisa kirim ke sana [dalam jumlah lebih besar],” ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya menunggu peran lebih Bank Indonesia, seperti dalam mendorong UMKM sehingga masyarakat bias berdikari.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini