Pusat Microfinance Diharapkan Jadi Solusi Ketimpangan Ekonomi

Bisnis.com,27 Feb 2017, 15:19 WIB
Penulis: Amri Nur Rahmat
Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla. /Bisnis.com

Bisnis.com, MAKASSAR - Pembangun pusat riset keuangan mikro atau microfinance di Makassar diharapkan bisa ikut memberikan andil besar dalam mengatasi ketimpangan ekonomi di wilayah timur maupun Tanah Air secara umum.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ketimpangan maupun kesenjangan ekonomi antara kaya dan miskin menjadi permasalahan utama di Indonesia yang berpotensi menggoyahkan fundamental perekonomian negara.

Menurutnya, kehadiran pusat penelitian dan pengembangan microfinance tentu akan menjadi momentum dalam mengakselerasi ekonomi kerakyatan yang mana secara simultan dapat memangkas disparitas antara kaya dan miskin.

"Mendorong yang kecil [pelaku UMKM dan lainnya] ini yang utama. Bagaimana agar mereka bisa mendapatkan permodalan, akses ke perbankan, kemudian mendidik serta menemukan pola yang tepat untuk pengembangannya," katanya dalam peletakan batu pertama pembangunan Center of Microfinance BRI-Unhas di Makassar, Senin (27/2/2017).

Adapu Center of Microfinance merupakan hasil sinergitas antara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. dengan Universitas Hasanuddin yang berorientasi pada penelitian, pendidikan dan pengembangan segmen microfinance dengan memadukan bisnis dan riset secara lengkap.

Menurut Wapres, kehadiran fasilitas yang merupakan manifestasi dari BRI selaku perbankan dengan fokus utama microfinance dan Unhas yang menjadi tolak ukur pendidikan di wilayah timur, akan lebih mendorong peningkatan daya saing di Sulsel maupun timur secara umum.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengemukakan pembangunan Center of Microfinance itu bisa selaras dengan upaya pemerintah mendorong pelaku ekonomi kerakyatan terkhusus segmen UMKM memiliki daya saing lebih kompetitif.

"Keuangan mikro kita sangat tinggi penetrasinya, tetapi jutsru masih sangat lemah dari sisi referensi untuk hal itu. Pembanguna pusat riset ini juga bisa menjadikan microfinance kita lebih bersifat berkelanjutan," katanya.

Sekedar diketahui, BRI telah memulai kegiatan keuangan mikro sejak tahun 1895 dan merupakan sebagai pelopor revolusi microfinance di dunia karena BRI mulai tahun 1984 menjadi institusi pertama di dunia yang melakukan kegiatan keuangan mikro secara komersial tanpa subsidi pemerintah, campur tangan dana hibah atau donor.

Adapun pada tahun ini, BRI mendapatkan kesempatan untuk menyalurkan KUR senilai Rp71 triliun yang mana dalam penyalurannya mengerahkan sekitar 30.000 orang account officer untuk kredit mikro, yang didukung oleh sekitar 10.000 jaringan kantor BRI dan 80.000 agen BRILink yang dapat menjadi referral bagi calon nasabah.

Khusus untuk kredit UMKM, emiten berkode saham BBRI ini juga membidik pertumbuhan sebesar 15% pada tahun ini dari realisasi tahun lalu yang mencapai Rp282 triliun.

Sementara itu, Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu menjelaskan Center of Micro Finance BRI Unhas akan berada dalam kelolaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas, yang mana akan menjadi bagian dari Program Sarjana Keuangan Mikro untuk mendorong jiwa enterpreneurhip di kalangan mahasiswa.

"Center of Microfinance mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan, usaha mikro, lembaga keuangan mikro, dan pemerintah dalam rangka membentuk ekonomi rakyat yang kuat dan mandiri," paparnya.

Secara fisik, bangunan Center of Microfinance itu akan memiliki fisik dua lantai dengan luasan 1.400 m2 dan terletak di kawasan kampus Universitas Hasanuddin Makassar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Bunga Citra Arum Nursyifani
Terkini