Cabai Rawit Jadi Penyumbang Tertinggi Inflasi di Pontianak

Bisnis.com,01 Mar 2017, 16:49 WIB
Penulis: Yanuarius Viodeogo

Bisnis.com, PONTIANAK-–Bank Indonesia menilai Tim Pengendali Inflasi Kalimantan Barat harus bisa menguasai informasi harga cabai rawit dari pemasok hingga pedagang sehingga mampu menekan inflasi setiap komoditas tersebut muncul.

Kepala BI Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto mengatakan cabai rawit bulan ini menjadi penyumbang terbesar inflasi Kota Pontianak sehingga menjadi daerah inflasi tertinggi di Kalimantan.

Data Badan Pusat Statistik menyebutkan inflasi Kota Pontianak sebesar 0,36% dan melampaui kota-kota lainnya yang ada di pulau tersebut.

"Tekanan permintaan ada di cabai, faktornya hujan tinggi di daerah penghasil cabai dan adanya pembentukan harga di tingkat produsen," kata Dwi kepada Bisnis, Selasa (1/3/2017).

Menurutnya, saat ini TPID sedang menyiapkan strategi untuk membentuk platform harga supaya harga komoditas lainnya tidak dikuasai oleh produsen yang membuat harga seringkali melambung tinggi.

Kepala Bidang Statistik BPS Kalbar Arianto mengatakan, kenaikan harga cabai rawit terjadi karena tingkat curah hujan yang tinggi di daerah penghasil cabai dan berdampak ke Kota Pontianak.

"Biasanya harga akan normal kembali saat tidak lagi musim hujan dan cabai ini kan mudah busuk kalau musim hujan," tuturnya.

BPS menyebutkan setelah Kota Pontianak, inflasi tertinggi berikutnya adalah Kota Tanjung sebesar 0,32%, diikuti Kota Sampit sebesar 0,27%, Kota Palangkaraya sebesar 0,27%, Kota Banjarmasin sebesar 0,20% dan terakhir adalah Kota Balikpapan yang mengalami deflasi sebesar 0,26%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini