Pemerintah Mulai Serius Sikapi Penurunan Harga Komoditas

Bisnis.com,02 Mar 2017, 12:13 WIB
Penulis: Edi Suwiknyo
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menganggap sektor perkebunan memiliki potensi dan kontribusi yang sangat besar terhadap negara.

Hanya saja, selama 5 tahun terakhir terjadi penurunan harga komoditas andalan perkebunan seperti crude palm oil (CPO) dan karet.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan apabila situasi tersebut tidak segera diatasi dan direspons, diperkirakan kondisi bisnis perkebunan nasional akan semakin berat.

“Akibat dari situasi sulit ini, maka tingkat keuntungan usaha perkebunan baik perkebunan negara maupun swasta akan cenderung turun,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/3/2017).

Mengatasi penurunan harga komoditas perkebunan, Menko Perekonomian menyatakan pemerintah akan meningkatkan faktor-faktor internal usaha perkebunan seperti meningkatkan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah.

“Bukan hanya masalah tanaman, melainkan juga aspek pengelolaan SDM beserta tata nilai dan budayanya, serta aspek manajemen dengan beragam sistem di dalamnya harus ditingkatkan,” tambah Darmin.

Selain itu, menurutnya, ilmu pengetahuan, pengetahuan dan inovasi menjadi faktor penyelamat untuk mempertahankan bisnis dan usaha perkebunan.

Menko Perekonomian mengaku, selama ini ketimpangan pada pelaku industri perkebunan khususnya antara korporasi dan pelaku usaha kecil dan menengah terjadi karena akses terhadap teknologi, pembiayaan, pasar, sarana/prasarana dan kemampuan yang terbatas bahkan terjadi diskriminasi.

“Ketimpangan yang terjadi membuat ketidakadilan dalam hal aksesibilitas, penguasaan dan pemilikan lahan, lemahnya rantai nilai di antara sektor usaha bahkan tidak meratanya kesempatan usaha termasuk kemudahan akses terhadap kredit pengembangan perkebunan,” kata Darmin.

Adapun acara itu dihadiri Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara Teguh Wahyudi, perwakilian kementerian/lembaga terkait serta direksi perusahaan dan anggota asosiasi komoditas perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fajar Sidik
Terkini