MTFN Caplok Indo Kilang Prima Senilai Rp11 Miliar

Bisnis.com,07 Mar 2017, 16:16 WIB
Penulis: Lukas Hendra TM
PT Capitalinc Investment/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Capitalinc Investment Tbk. (MTFN) mengakuisisi seluruh kepemilikan PT Indo Kilang Prima dengan nilai Rp11 miliar sebagai bagian dari ekspansi perseroan ke berbagai bidang usaha.

Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia, direksi perseroan mengungkapkan perseroan memiliki kegiatan usaha utama sebagai perusahaan investasi.

Oleh karena itu, perserian giat melakukan ekspansi usaha ke berbagai bidang yang dipandang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan perseroan.

Pada 3 Maret 2017, perseroan telah melakukan pengambilalihan atas seluruh kepemilikan saham PT Indo Kilang Prima dengan nilai pembelian seluruhnya sebesar Rp11 miliar.

“Dengan adanya pengambilalihan saham IKP ini maka pengendalian terhadap Indo kilang Prima telah berada pada perseroan,” tulis keterbukaan tersebut, Selasa (7/3/2017).

Manajemen MTFN berharap dengan kegiatan usaha utama dari Indo Kilang Prima yang bergerak di sektor hilir minyak dan gas bumi, maka perseroan berharap mampu memberikan manfat yang lebih besar bagi perseroan dan seluruh stakeholder perseroan.

Adapun, kilang minyak milik PT Indo Kilang Prima berlokasi di Padang Lawas Sumatera Utara. Rencananya kilang minyak tersebut memiliki kapasitas 3.000 barel per hari. Awalnya, kilang minyak itu ditargetkan beroperasi pada April 2016, tetapi hingga Agustus 2016, pembangunan kilang tersebut belum juga selesai.

Pasokan minyak mentah pun awalnya ditargetkan berasal dari PT EMP Tonga, anak usaha PT Energi Mega Persada Tbk. Namun, Indo Kilang Prima juga mencari sumber pasokan minyak mentah seperti dari PT Pertamina Hulu Energi Siak (PHE SIAK).

Pada Agustus 2016, Ditjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengungkapkan jika Indo Kilang Prima telah memiliki izin sementara yang ditujukan untuk kontruksi kilang tersebut. Adapun, Kementerian ESDM memperkirakan untuk membangunsatu kilang dengan kapasitas 2.000 barel per hari, dibutuhkan investasi hingga US$8 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini