Bisnis.com, JAKARTA – Industri asuransi umum mencatatkan penurunan pada sejumlah indikator kinerja pada Januari 2017 jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Data Otoritas Jasa Keuangan tentang Statistik Perasuransian per Januari 2017 menunjukkan total premi bruto indusri mencapai Rp4,86 triliun.
Pencapaian itu menurun 13,58% (year-on-year/yoy) sebab pada Januari 2016 realisasinya mencapai Rp5,62 triliun.
Hasil underwriting sektor asuransi kerugian pun menurun 15,36% (yoy) menjadi Rp977,03, miliar pada awal tahun ini. Bahkan, laba rugi setelah pajak industri ini anjlok 34,76% (yoy) dari Rp698,05 miliar pada tahun lalu menjadi Rp455,38 miliar.
Kendati begitu, jumlah investasi asuransi umum masih bertumbuh 2,34% (yoy) menjadi Rp60,11 triliun. Selain itu, jumlah aset sektor ini pun mencapai Rp123,56 triliun atau tumbuh tipis 0,16% (yoy).
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Julian Noor baru-baru ini mengungkapkan terkait proyeksi pertumbuhan premi pada tahun ini, pihaknya cenderung menetapkan target pertumbuhan realistis yaitu di kisaran 7,5—10%.
Pasalnya, kondisi penjualan kendaraan bermotor sepanjang 2017 diprediksi masih belum bisa tumbuh signifikan.
Berdasarkan data kinerja industri asuransi umum tahun 2016 yang dirilis AAUI, pendapatan premi mencapai Rp61,9 triliun atau hanya tumbuh di kisaran 5,1% jika dibandingkan capaian tahun 2015 yaitu Rp58,9 triliun.
Julian mengatakan pertumbuhan premi di tahun ini merupakan pertumbuhan terendah selama lima tahun terakhir. Pasalnya, tahun 2015 saja pertumbuhan premi industri masih lebih tinggi yaitu di kisaran 6,7%, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya pertumbuhan premi masih bisa mencapai kisaran dua digit.
“Memang pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi kami masih bisa tetap bertumbuh ditengah kondisi perlambatan ekonomi dan lemahnya daya beli masyarakat yang terjadi sepanjang tahun lalu,” kata Julian, Kamis (9/3/2017).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel