Bisnis.com, JAKARTA - PT Mandiri Tunas Finance melakukan strategi perluasan produk untuk mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp20 triliun atau tumbuh sekitar 7,3% jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Ignatius Susatyo mengatakan perluasan produk pembiayaan akan dilakukan kepada segmen multiguna, pembiayaan emas, pembiayaan diler dan pembiayaan otomotif syariah yang dijalankan bersama PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
“Kami akan terus melakukan inovasi dengan melakukan pengembangan produk sebagai strategi untuk mencapai pertumbuhan bisnis, khususnya dalam hal penyaluran pembiayaan,” kata Ignatius Susatyo.
Dia menuturkan meskipun pembiayaan emas selama ini telah dijalankan oleh beberapa perusahaan besar seperti PT Pegadaian (Persero) dan perusahaan pergadaian lainnya, dia mengaku optimistis produk pembiayaan emas yang ditawarkan MTF bisa mendapatkan respons positif dari pasar.
“Program pembiayaan emas ini rencananya akan berjalan di bulan ini, tetapi karena programnya masih baru, maka kontribusi pembiayannya masih cenderung kecil,” ujarnya.
Deputi Direktur MTF Willam Francis Indra menambahkan pada tahun ini perseroan juga berencana meningkatkan penyaluran pembiayaan multiguna yang baru dijalankan perusahaan menjelang akhir tahun lalu.
Dia mengungkapkan dari total pembiayaan yang disalurkan perusahaan pada tahun lalu sebesar Rp18,63 triliun, kontribusi pembiayaan multiguna baru berada pada kisaran dibawah 1%.
“Pada tahun ini, kami menargetkan kontribusi pembiayaan multiguna bisa meningkat hingga tiga kali lipat jika dibandingkan tahun sebelumnya,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan MTF Arya Suprihadi mengatakan pihaknya berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun untuk memenuhi kebutuhan pendanaan di tahun ini.
Dia mengungkapkan dari total dana yang bisa dihimpun melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) III senilai Rp3 triliun. Pada tahun lalu, perseroan telah menerbitkan obligasi senilai Rp500 miliar melalui PUB III tahap II. Dengan demikian, sisa obligasi yang bisa diterbitkan ialah Rp2,5 triliun.
“Kami masih mengkaji berapa besar pendanaan dari penerbitan obligasi, karena masih harus lihat kondisi pasar dan permintaan terhadap pembiayaan,” ucap Arya.
Menurutnya, sebagian besar kebutuhan pendanaan pada tahun ini masih akan dipenuhi dari pinjaman bank, khususnya dari pembiayaan bersama dengan induk usaha yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Bank Mandiri).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel