DOLAR AS: Yen Menguat, Indeks Bergerak di Kisaran Terendah

Bisnis.com,22 Mar 2017, 13:15 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Uang dolar AS./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS bergerak di kisaran level terendah dalam empat bulan terhadap mata uang yen pada perdagangan hari ini (Rabu, 22/3/2017), setelah penghindaran risiko oleh para investor memukul laju saham AS dan imbal hasil obligasi AS sekaligus mengurangi daya tarik greenback.

Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini dibuka melemah 0,09% atau 0,089 poin di level 99,724.

Pelemahannya kemudian menipis menjadi 0,02% atau 0,022 poin ke level 99,791 pada pukul 12.27 WIB.

Bersama dengan pelemahan dolar, nilai tukar yen siang ini terpantau menguat 0,07% atau 0,08 poin ke posisi 111,64 per dolar AS.

Seperti dilansir Reuters, bursa Wall Street turun tajam pada perdagangan Selasa di tengah kekhawatiran para investor bahwa Presiden

Donald Trump akan perlu berusaha keras untuk merealisasikan kebijakan-kebijakannya yang pro-pertumbuhan, termasuk rencana pemotongan pajak.

Keraguan pun melanda pasar tentang prospek agenda Presiden Donald Trump, terutama menjelang pemungutan suara di Kongres mengenai program healthcare.

“Faktor utama di balik perkembangan mata uang terbaru adalah pelemahan besar pada saham AS. Dolar juga akan tertekan terhadap mata uang lainnya apabila imbal hasil AS turun,” ujar Shin Kadota, senior strategist Barclays.

Dolar telah turun secara signifikan sejak bank sentral AS Federal Reserve pada pertengahan pekan lalu menaikkan suku bunga acuannya namun tidak mengisyaratkan laju pengetatan yang lebih cepat seperti harapan pasar.   

Menurut Shusuke Yamada, dolar dapat terus turun apabila terdapat faktor teknikal dan laju saham berlanjut melemah.

 

Posisi indeks dolar AS                                       

22/3/2017

(Pk. 12.27 WIB)

99,791

(-0,02%)

21/3/2017

99,813

(-0,59%)

20/3/2017

100,410

(+0,11%)

17/3/2017

100,300

(-0,06%)

16/3/2017

100,360

(-0,38%)

 

 

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini