RUU KESEHATAN AS: Voting Batal Dilakukan, Trump Beri Ultimatum

Bisnis.com,24 Mar 2017, 14:12 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Donald Trump Trump memperingatkan anggota parlemen Republik bahwa ia tidak akan merombak Obamacare dan beralih ke reformasi pajak jika mereka tidak mendukung undang-undang kesehatan yang baru dalam voting pada hari Jumat./.Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan anggota parlemen Republik bahwa ia tidak akan merombak Obamacare dan beralih ke reformasi pajak jika mereka tidak mendukung undang-undang kesehatan yang baru dalam voting pada hari Jumat.

Pada Kamis malam waktu AS, Trump dan pemimpin partai Republik yang membuat RUU kesehatan tersebut masih belum mendapat dukungan yang cukup untuk meloloskan RUU tersebut.

Ini berarti Trump berisiko gagal dalam upaya pertama mengesahkan undang-undang utama dan mungkin gagal memenuhi janji-janji kampanye lainnya.

"Kami telah menjanjikan kepada rakyat Amerika untuk mencabut dan mengganti hukum yang rusak ini karena, dan besok kita melanjutkan (prosesnya)," kata Ketua Parlemen Paul Ryan, seperti dikutip Reuters, Jumat (24/3/2017).

Namun, ia tidak memberikan komentar terhadap pertanyaan apakah ia telah mengamankan suara agar RUU tersebut disetujui.

Ryan dan para pemimpin parlemen dipaksa untuk menunda voting RUU kesehatan, yang secara resmi disebut sebagai Undang-Undang Kesehatan AS, Kamis dini hari.

Trump dan Partai Republik telah berjanji untuk mengganti Obamacare, yang mereka pandang terlalu mengganggu dan terlalu memakan anggaran. Jika upaya ini berhasil, maka ini akan jadi kemenangan legislatif pertama Trump.

Namun, setelah berunding dengan anggota parlemen Republik selama sepekan penuh, Trump gagal menyatukan suara dua faksi yang berbeda pendapat hingga menjelang voting yang sedianya direncanakjan Kamis kemarin.

Parlemen Republik konservatif merasa RUU tersebut belum cukup untuk mengganti Obamacare, sedangkan Republik moderat merasa rencana tersebut dapat menggannggu konstituen mereka.

Para anggota parlemen partai Republik telah mengisyaratkan kesiapan mereka untuk mencari cara akhir pekan ini untuk menyatukan perbedaan pendapat ini .

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan tersebut bahwa proses voting akan cukup ketat, namun dia tetap optimis.

 "Saya pikir kami melakukan dengan baik. Kami akan mencari tahu dalam waktu sekitar tiga jam," kata Trump, seperti dikutip Reuters, setelah muncul berita bahwa proses voting ditunda.

Menjelang malam, Trump mengirim wakilnya ke Capitol Hill pada Kamis malam dengan ultimatum: Dia sudah tak ingin bicara lagi.

Menurut anggota parlemen Chris Collins, Direktur Anggaran Gedung Putih Mick Mulvaney mengatakan kepada anggota parlemen Republik bahwa Trump menginginkan voting .

"Presiden telah mengatakan dia voting suara besok," ujar Collins, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini