Indonesia Setop Impor Daging dari Brasil & Malaysia

Bisnis.com,24 Mar 2017, 10:05 WIB
Penulis: JIBI
Pedagang daging sapi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, memastikan pemerintah telah menutup keran impor daging dan unggas asal Brasil.

"Memang tidak impor, malah dari Malaysia saya tutup juga (impornya)," ujarnya, Kamis (23/3/2017).

Beberapa negara telah lebih dulu menghentikan semua impor daging dan unggas dari Brasil. Meksiko, misalnya, telah menyetop sejak 19 Maret 2017. Kebijakan penghentian impor daging sapi dan unggas itu dikeluarkan, karena ada kekhawatiran terhadap kualitas produk.

China dan negara-negara Uni Eropa menerapkan persyaratan sangat ketat impor atas daging asal Brasil. Larangan tersebut berkaitan dengan temuan daging tak layak konsumsi yang diekspor ke sejumlah negara.

Menteri Pertanian Brasil Blairo Maggi mengatakan, "Karena kasus ini, kami memperkirakan lebih dari 30 negara tidak akan percaya lagi kepada kami sebagai pengekspor daging."

Tiga perusahaan pengemasan daging telah ditutup dan 21 lainnya sedang diselidiki. Presiden Brasil Michel Temer mengatakan perusahaan yang terlibat skandal hanya sebagian kecil dari industri daging Brasil.

Menurut Diarmita, pemerintah sedang menganalisis kebutuhan daging dan unggas. "Saya menganalisis, kami tidak butuh impor dulu."

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia, Asnawi, meminta pemerintah memperketat jalur impor daging sapi untuk mencegah masuknya produk asal Brasil. Menurut dia, meski Indonesia tak mengimpor daging dari negara itu, potensi kebocoran tetap ada.

"Pengecekan dokumen dan fisik daging impor di Bea dan Cukai harus lebih intensif," kata Asnawi.

Terlebih lagi setelah skandal daging busuk skala besar di Brasil terungkap.

Dia mengatakan, selama ini Indonesia tidak mengimpor daging dan produk peternakan dari Brasil karena Organisasi Kesehatan Hewan (OIE) menyatakan negara itu belum bebas penyakit mulut dan kuku.
Asnawi menilai kebijakan impor hewan ternak berbasis zonasi membuat risiko masuknya daging dari negara-negara yang belum aman tetap ada.
"Tak cuma antisipasi penyakit, tapi juga untuk mencegah masuknya daging nonhalal."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini