Presiden: Hipmi Berperan Penting dalam Pemerataan Ekonomi

Bisnis.com,27 Mar 2017, 13:20 WIB
Penulis: Gloria Natalia Dolorosa
Presiden Joko Widodo./.Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Joko Widodo berharap Hipmi dapat berperan dalam pemerataan ekonomi, terutama redistribusi aset dan reforma agraria.

Presiden menyampaikan hal tersebut saat membuka rapat kerja nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) bertajuk Revolusi Ekonomi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan.

"Sudah saya sampaikan ke Ketua Hipmi tadi, setelah rakernas ini saya minta agar Hipmi memegang peran penting dalam pemerataan ekonomi, terutama redistribusi aset dan reforma agraria," tutur Presiden Joko Widodo, Senin (27/3/2017).

Menurutnya, kebijakan soal pemerataan ekonomi itu tengah dimatangkan dan akan segera terbit. Pada redistribusi aset, pemerintah siap memberikan 12,7 hektar lahan kepada rakyat, mencakup koperasi, pondok pesantren, dan masyarakat adat.

Presiden mengatakan Hipmi punya peran penting dalam pemerataan ekonomi karena Hipmi berisi usahawan muda yang dapat berkontribusi ke perekonomian

Indonesia pada tahun-tahun mendatang. Ada tiga tahap yang akan dikembangkan pemerintah untuk mencapai pemerataan ekonomi dan Hipmi dapat ikut berperan.

Pertama, membangun infrastruktur. Kedua, membangun industri pengolahan yang berbasiskan bahan-bahan mentah. Ketiga, industri jasa.

Perkiraannya, pada 2045 penduduk Indonesia berjumlah 309 juta, pertumbuhan ekonomi sekitar 5%-6%, dan produk domestik bruto mencapai US$9,1 triliun.

"Pada saat 2045 angka pendapatan per kapita US$29.000, tapi siapa yang akan pegang peranan? Saudara-saudara semuanya, Hipmi. Yang seperti saya sudah senior, mungkin sudah almarhum. Jadi yang pegang nanti adalah Hipmi," ucap Presiden.

Presiden menekankan di tengah era kompetisi, semua pengusaha harus bekerja keras dan bersaing satu sama lain, tidak meminta fasilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini