Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi tambang milik negara, PT Timah (Persero) Tbk., menargetkan laba bersih Rp862 miliar pada 2017 atau meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan Rp251,97 miliar pada 2016 seiring proyeksi peningkatan harga timah di pasar global.
Dalam laporan tahunan yang dirilis pada Rabu (29/3), emiten berkode saham TINS itu menargetkan produksi timah sebesar 35.550 ton pada 2017 atau meningkat 49,45% dibandingkan dengan 23.756 ton pada 2016.
Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani memaparkan harga komoditas timah diprediksi akan terus menguat pada 2017 sebagai kelanjutan penguatan harga 2016. Pada 2016, harga rata-rata timah sebesar US$18.408 per Mton atau naik 14% dibandingkan dengan US$16.186/Mton.
“Pasokan yang masih terbatas, termasuk akibat pengetatan aturan ekspor timah dari Indonesia, sedangkan permintaan masih tinggi, harga rerata timah diperkirakan bisa mencapai US$21.750/Mton pada 2017,” paparnya dalam laporan itu.
Riza memaparkan tingginya permintaan komoditas timah dunia sejalan dengan menggeliatnya industri elektronik, manufaktur dan produk kimia. Permintaan timah dalam jumlah besar berasal dari negara Tiongkok, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
“Dengan tren harga yang masih akan meningkat pada tahun 2017, perseroan tertantang untuk memanfaatkan peluang tersebut. Salah satu caranya, yakni menambah kapal isap untuk mendongkrak produksi agar kekurangan pasokan bahan baku pasir timah seperti tahun 2015 tidak terjadi lagi,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel