PERKEBUNAN RAKYAT, Keberlanjutan Usaha Teh Perlu Diselamatkan

Bisnis.com,05 Apr 2017, 14:02 WIB
Penulis: Hedi Ardia

Bisnis.com, BANDUNG - Apabila perkebunan teh rakyat ingin kembali bergairah karena harga jual yang menarik, sebaiknya pemerintah kembali melanjutkan program Gerakan Penyelamatan Agrobisnis Teh Nasional (GPATN). Pasalnya, mayoritas perkebunan rakyat tidak memiliki bibit berkualitas yang bisa menunjang produktifitas teh.

Plt Direktur Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Luqman Erningpraja mengatakan, pangsa pasar teh nasional sebenarnya masih sangat menarik. Masalahnya, selama ini banyak budidaya teh tidak sesuai ketentuan sehingga bisa menghasilkan teh yang berkualitas atau best agricultural practices.

"Tak sedikit petani, yang kurang hati-hati dalam memetik teh seperti daun tua yang terpetik sehingga grade turun. Kalau grade turun, harga juga rendah," katanya kepada Bisnis, Rabu (5/4/2017).

Menurutnya, GPATN pernah dilakukan pemerintah pada 2014 silam. Masifnya gerakan penyelamatan perkebunan teh itu membuat kebutuhan terhadap bibit berkualias dan bersertifikat mengalami lonjakan hingga terjual 1.500 pohon dengan harga setiap batangnya mencapai Rp2.000.

Dalam satu hektar, bisa memuat 13.000 batang pohon. Dengan demikian, duit yang mesti dikeluarkan untuk pemenuhan restorasi tanaman teh itu terbilang tinggi. Sehingga wajar, apabila perkebunan teh rakyat kurang mampu dan GPATN bisa menjadi solusinya. PPTK menjadi satu-satunya institusi penghasil benih teh unggul bersertifikat di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini