Produksi Tambang Emas Tumpang Pitu Diproyeksi 110.000 Ounce

Bisnis.com,05 Apr 2017, 19:57 WIB
Penulis: Lukas Hendra T.M.

Bisnis.com, JAKARTA – Konstruksi tambang Tumpang Pitu atau Tujuh Bukit di Banyuwangi Jawa Timur yang dikelola anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yakni PT Bumi Suksesindo telah selesai dilakukan pada Maret 2017.

Tahun ini, perseroan menargetkan produksi emas sebesar 100.000 ounce hingga 110.000 ounce dengan biaya produksi (all in sustaining cost/AISC) di kisaran US$650 per ounce hingga US$700 per ounce.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, manajemen perseroan mengungkapkan jika biaya modal untuk konstruksi membengkak dari budget semula sebesar US$130 juta menjadi US$137 juta.

Kontraktor jasa pertambangan mulai melakukan operasi pada 1 Desember 2016 untuk mengolah bijih (ore) dari Pit B West dan Pit E. Limbah juga telah diproduksi dari kegiatan pra-pengupasan pada Pit B East. Adapun, kadar mineral yang dihasilkan berada di atas ekspektasi.

Sementara itu, fasilitas persiapan bijih (ore preparation plant/OPP) telah dimulai pada Maret 2017. Produksi emas pertama dilakukan pada 17 Maret 2017. Perseroan memperkirakan produksi bijih akan meningkat pada kuartal II tahun ini sehingga bisa mencapai target produksi ore sebanyak 4 juta ton per tahun pada semester II/2017.

Forecast produksi [emas] pada 2017 diperkirakan berada di rentang 100.000 ounce hingga 110.000 ounce dengan biaya AISC berada di rentang US$650 per ounce hingga US$700 per ounce,” tulis manajamen dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (5/4/2017).

Padahal, untuk umur tambang selama 9 tahun, AISC diperkirakan hanya sebesar US$503 per ounce. AISC pada tahun yang lebih tinggi tersebut dipengaruhi dengan upaya mempertahankan modal terkait dengan rencana ekspansi heap leach pad (HLP) dan perbaikan candrian bay LCT port.

Manajemen mengungkapkan sepanjang kuartal I tahun ini, studi dilakukan untuk mengevaluasi konsep kapasitas heap leach sebesar 36 juta ton dan produksi 4 juta ton per tahun.

Dengan menggunakan desain pit saat ini, serangkaian optimasi dijalankan untuk menguji sensitivitas cadangan bijih untuk tingkat produksi, sumber daya yang disimpulkan, transisi pemulihan, lereng pit dan biaya operasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: News Editor
Terkini