Usai UN, Siswa SMA Jangan Corat-Coret Seragam & Konvoi

Bisnis.com,12 Apr 2017, 17:19 WIB
Penulis: Nurudin Abdullah
Sejumlah siswa rayakan kelulusan Ujian Nasional dengan coret-coret baju/Antara

Bisnis.com, TANGSEL-Para orang tua siswa mendukung kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan mencegah aksi coret-coret dan konvoi kendaraan oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) seusai ujian nasional, besok pagi, Kamis (13/4/2017).

Zulaihah, warga Kelurahan Rengas, Kecamatan Ciputat Timur, Tangsel, mengetahui dari anaknya, siswa SMA yang sedang mengikuti ujian nasional berbasis komputer mengenai himbauan dari dinas agar menyumbangkan baju seragam putihnya.

“Pihak sekolah akan menugaskan sejumlah guru untuk menjadi penerima dan kemudian menyalurkan pakaian seragam layak pakai yang dikumpulkan dari para siswa setelah mengikuti ujian nasional,” katanya, Rabu (12/4/2017).

Dia menyatakan bersama rekan-rekannya sesama orang tua murid SMA mendukung kebijakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel dengan cara meyakinkan anak-anaknya untuk melaksanakan himbauan yang cukup bagus dari dinas, sebagai bentuk meningkatkan rasa kepedulian sosial mereka.

Kebijakan dinas tersebut, lanjutnya, disampaikan kepada para kepala sekolah SMA di wilayah Tangsel, yang antara lain menyatakan dalam rangka character building dan mencegah prilaku siswa yang coret-coret pakaian seragam dan konvoi kendaraan yang dapat memicu prilaku negatif, seperti tawuran.

Maka dihimbau agar sekolah mengkampanyekan kegiatan sumbangan pakaian bekas layak pakai dan buku, serta para siswa besok, Kamis (13/4/2017) berpakaian kemaja batik sebagai ganti seragam kemeja putih, dan melarang konvoi kendaraan bermotor oleh para siswa.

Sugiharta, orang tua siswa SMA swasta di Pamulang, Tangsel, mengatakan pihak sekolah seharusnya bisa melarang siswanya melampiaskan rasa senang setelah melaksanakan ujian nasional berbasis komputer dengan aksi mencoret-coret baju seragam dan beramai-ramai naik motor.

“Bagi anak-anak SMA yang selesai ujian itu memang tradisinya mencoret-coret baju, kemudian naik motor beramai-ramai, konvoi di jalanan umum. Kami setuju mengubah tradisi itu memang sepertinya sulit, tetapi harus dicoba,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini