DOC Dikurangi, Harga Telur Masih Rendah

Bisnis.com,12 Apr 2017, 07:50 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Peternak mengambil telur ayam broiler di salah satu peternakan di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Selasa (7/3)./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Dua minggu pasca Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang Pengurangan DOC FS Broiler, DOC FS Jantan Layer, dan FS Ayam Layer, harga ayam hidup di tingkat peternak terkerek tipis di atas HPP. Meski demikian, efek serupa tidak terjadi pada telur ayam.

Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia Hartono menyebut harga ayam hidup bergerak naik sejak Rabu lalu. Harga ayam hidup di Jabodetabek misalnya, bergerak antara Rp18.500, Sukabumi Rp18.000 pada Rabu (12/4). Sementara, Harga Pokok Produksi (HPP) rata-rata Rp18.000 per kg.

Sebaliknya, harga telur ayam di tingkat peternak masih di bawah Harga Pokok Produksi. Dia menyebut, di Jabodetabek on farm sekitar misalnya harga telur ayam Rp16.000 per kg di tingkat peternak, Blitar Rp14.000 - Rp14.200 per kg. Sementara, Harga Pokok Produksi rata-rata Rp17.500 per kg.

Hartono menyebut SK Mentan Nomor 3035/Kpts/PK010/F/03/2017 pada 27 Maret 2017 tidak serta merta mengerek harga ayam hidup. Naiknya harga ayam hidup dipicu karena kepercayaan peternak bahwa harga segera naik pada Mei mendatang. Dari perhitungan teknis, pengurangan DOC broiler akan mulai menampakkan hasil yakni jumlah ayam yang mulai berkurang pada bulan tersebut.

Selain pengurangan doc, kata dia, pemerintah perlu mengkaji lagi impor tepung telur yang terus meningkat tiap tahunnya. "Impor tepung telur luar biasa banyak. Sampai sekarang, kami para peternak belum mendapatkan pernyataan pemerintah tidak mengeluarkan izin tepung telur lagi. Karena kalau tidak, impor tepung telur masuk terus dan akan berimbas pada kami," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini